Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Terapkan Teknologi Terintegrasi, YABB dan Changemakers Ubah Banjir Jadi Cadangan Air Tanah

Terapkan Teknologi Terintegrasi, YABB dan Changemakers Ubah Banjir Jadi Cadangan Air Tanah Kredit Foto: YABB

“Kelebihan lain dari solusi ini adalah integrasi antara PoreBlock dan sumur resapan yang bisa mempunyai tangkapan air lebih luas dan menyerap air lebih cepat dibandingkan bila dua komponen ini berjalan terpisah. Dengan demikian, solusi yang dibangun di 18 titik dengan total luas permukaan 1.500 m2 ini akan mengurangi limpasan air sebanyak 39.000 liter/tahun dan menjadikan air tersebut sebagai cadangan air tanah,” lanjut Anisa.

Sub Koordinator Operasi dan Pemeliharaan Drainase Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang Mochamad Hisam Ashari, ST. menyatakan, “Solusi ini sejalan dengan agenda kami. Saat ini kami berusaha mengembalikan fungsi Ruang Terbuka Hijau (RTH), membangun embung penampungan dan kolam retensi, serta terus mencari cara agar genangan air akibat hujan maupun limpasan dapat surut lebih cepat.”

Baca Juga: Sedih Akan Korban Banjir dan Longsor, Puan Maharani: Pemerintah Harus Berikan Pelayanan Terbaik!

Anisa menambahkan, “Solusi kedua berupa edukasi langkah pencegahan bencana hidrometeorologi kepada 150 keluarga. “Kami berharap mereka bisa menularkan pengetahuan ini kepada masyarakat lebih luas. Selain itu, kami juga akan menyosialisasikan teknologi zero run-off untuk membangun antusiasme masyarakat mereplikasi solusi ini melalui pameran yang ditargetkan mampu menjangkau 700 orang di Hari Air Sedunia 2023.”

Kepala Laboratorium Geografi dan Sekretaris Pusat Studi Bencana Universitas Negeri Semarang, Dr. Ir. Ananto Aji, MS. menyambut baik solusi instalasi dan edukasi, ”Dari segi sosial ekonomi, masyarakat bisa mengambil langkah pencegahan banjir serta terhindar dari kerugian akibat banjir. Dari segi lingkungan, cadangan air bersih meningkat dan penurunan tanah bisa dicegah karena limpasan air yang dialirkan ke dalam tanah.”

Dengan dukungan dari Pemerintah Kota Semarang, Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Semarang, Fakultas Teknik Universitas Semarang, SDGs Center Universitas Diponegoro, serta komunitas lokal, YABB dan CCE berharap implementasi zero run-off terintegrasi dapat memberikan dampak yang nyata.

Baca Juga: Mensos Risma Tuntaskan Santunan Ahli Waris Korban Banjir dan Longsor di Bogor

“Kami berharap solusi ini bisa mendorong perubahan pola pikir masyarakat di area lain, bukan hanya di Meteseh saja. Semakin banyak teknologi zero run-off diimplementasikan, akan semakin luas area yang bisa mempercepat penyerapan air ke dalam tanah sehingga risiko banjir dapat berkurang. Alhasil, akan semakin banyak masyarakat yang dapat terhindar dari bencana hidrometeorologi dan bisa menjalankan aktivitas yang  produktif sepanjang tahun,” tutup Monica.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: