Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bumi Resources a.k.a BUMI: Dulu Bikin Lo Kheng Hong Boncos, Kini Dikuasai Bakrie dan Salim Group Sekaligus

Bumi Resources a.k.a BUMI: Dulu Bikin Lo Kheng Hong Boncos, Kini Dikuasai Bakrie dan Salim Group Sekaligus Kredit Foto: Sudut Energi
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menjadi salah satu perusahaan yang sahamnya lekat dengan sosok Lo Kheng Hong, investor kawakan Indonesia. Bagaimana tidak, sudah menjadi rahasia umum bahwa saham BUMI sempat membuat Lo Kheng Hong boncos karena harganya jatuh hingga ke level gocap.

Pak Lo, sapaan akrab Lo Kheng Hong, mengakui bahwa investasi saham BUMI menjadi salah satu pengalaman paling buruk baginya di dunia investasi saham. Bahkan, tak sedikit orang yang menyebut bahwa Lo Kheng Hong menjadi bangkrut karena investasinya menyangkut di saham tambang miliki konglomerasi Bakrie Group itu. 

Baca Juga: The Power of Lo Kheng Hong Sang Warren Buffett RI: Saham ITMG To the Moon!

"Pengalaman yang paling buruk itu ketika saya membeli saham BUMI dalam jumlah besar dan sahamnya turun ke Rp50 per saham. Untung saya punya kekuatan untuk tidak menjual saham saya di harga Rp50, bahkan saya membeli lebih banyak. Itu posisi paling rendah dalam hidup saya," pungkas Lo Kheng Hong dalam kanal YouTube HungryStock bertajuk "Titik Terendah dalam Hidup LKH" disimak redaksi Warta Ekonomi, Kamis, 20 Oktober 2022.

Lain dulu, lain pula sekarang. BUMI yang dulu membuat Lo Kheng Hong boncos kini justru dikuasai oleh dua konglomerasi Indonesia, yakni Bakrie Group dan Salim Group. Diketahui, Salim Group telah resmi menjadi penguasa baru dalam BUMI. Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI, Dileep Srivastava, menyampaikan bahwa masuknya Salim Group sejalan dengan rampungnya transaksi private placement senilai US$1,6 miliar atau setara dengan Rp24 triliun.

“Sebanyak 200 miliar saham telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia hari ini sehingga jumlah saham yang beredar meningkat menjadi 343.841.242.189 dari semula 143.841.242.189 saham,” Dileep Srivastava dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu, 19 Oktober 2022.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: