105 Penyandang Disabilitas Digandeng Mensos Risma, Tampilkan Pentas Seni Sambut Delegasi Dunia!
Menteri Sosial RI, Tri Rismaharini tunaikan komitmen untuk memberikan peluang dan dukungan kepada para penyandang disabilitas. Tak kurang dari 105 penyandang disabilitas diberikan ruang untuk menunjukkan potensi mereka di depan delegasi High-level Intergovernmental Meeting on The Final Review of the Asian and Pacific Decade of Persons with Disabilities (HLIGM-FRPD) 2022 dari 64 negara pada acara gala dinner, Kamis (20/10/2022).
Acara yang digelar di halaman kantor Kementerian Sosial itu menampilkan berbagai tarian dan musik dari berbagai daerah di antaranya Jawa, Bali, dan Sumatra. Gerak lincah para penyandang disabilitas memukau para undangan.
Baca Juga: Mitigasi Bencana untuk Penyandang Disabilitas, Mensos Risma Bentuk Difagana!
Mereka merupakan disabilitas rungu, wicara, intelektual, netra, daksa, Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) dan Orang dengan Masalah Kejiwaan (ODMK). Kendati demikian, kondisi mereka tak menjadi penghalang bagi mereka menyelaraskan wiraga, wirama, wirasa, dan wirupa.
“Saya tidak mengira ternyata bagus sekali. Mereka melakukannya dengan sangat baik. Belum tentu yang non-disabilitas bisa berkolaborasi sebagus itu,” puji Menteri Sosial saat konferensi pers, Kamis (20/10/2022).
Di antara gebyar lampu sorot dan iringan musik gamelan dan perkusi, masing-masing grup penari silih berganti mengisi panggung dengan koreografi yang apik mengikuti gemuruh irama musik yang juga dimainkan oleh penyandang disabilitas. Senyum sumringah para penampil kian merekah saat para undangan bertepuk tangan mengapresiasi penampilan mereka dan turut ke panggung menari bersama.
Tarian yang disajikan dalam acara gala dinner bersama delegasi HLIGM-APDPD itu menambah optimisme baru bagi para disabilitas untuk saling belajar dan berkolaborasi di tengah keterbatasan.
“Sebagian dari mereka ada yang tuna rungu dan down syndrome tetapi mereka cepat mengerti ketukan. Sempat ada perubahan posisi tetapi ketika diajari sebentar mereka sudah bisa mengerti blocking,” tambah Risma.
Beragam tarian yang ditampilkan penyandang disabilitas di antaranya Tari Puspawresti, Tari Wirata, Perkusi, Tari Badaya Wayang, Tari Saman, Tari Dindin Badindin, Tari Payung, Tari Gandrung Kipas dan Reog.
Baca Juga: Mensos Risma Colek Keterlibatan Swasta dan BUMN dalam Pekerjakan Penyandang Disabilitas
Masing-masing tarian memiliki makna. Seperti Tari Saman Ratoeh Jaroe misalnya. Ratoeh artinya berkata atau berbincang dan Jaroe berarti jari tangan. Tarian ini mempunyai makna melantunkan syair atau menceritakan sebuah kisah dengan diiringi petikan jari tangan. Selain itu, ada pula penampilan Gandrung Kipas. Kata Gandrung berarti tergila-gila atau terpesona. Makna tersebut ditujukan hanya kepada Dewi Sri, Dewi Padi yang telah memberikan kesejahteraan bagi masyarakat. Itulah mengapa tarian ini dulunya dilakukan pasca panen besar-besaran, sebagai tanda rasa berterimakasih dan bergembira kepada Dewi Sri.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Aldi Ginastiar