Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Elon Musk Nilai Orang-Orang Terlalu Kritis karena Ia Membeli Twitter

Elon Musk Nilai Orang-Orang Terlalu Kritis karena Ia Membeli Twitter Kredit Foto: Instagram/Elon Musk
Warta Ekonomi, Jakarta -

Orang terkaya dunia, Elon Musk menganggap orang-orang terlalu kritis terhadap kesepakatannya untuk membeli platform media sosial, Twitter yang digunakan oleh ratusan juta orang.

Dalam pertukaran Twitter pada hari Sabtu, Elon Musk setuju dengan seorang pengikut yang mengatakan kesepakatan Musk untuk membeli Twitter mendapatkan perhatian yang jauh lebih negatif daripada pembelian Jeff Bezos terhadap The Washington Post beberapa tahun lalu.

Sebagaimana diketahui, pendiri Amazon itu membeli surat kabar tersebut seharga USD250 juta pada 2013.

Baca Juga: Karyawan Twitter Dibuat Degdegan, Elon Musk Berencana Pangkas 5.000 Karyawan Twitter!

"Tidak ada satu orang pun yang mempermasalahkan @elonmusk membeli Twitter yang pernah memiliki masalah dengan Jeff Bezos yang memiliki @washingtonpost," kata pengguna Twitter Michael Malice. "Poin bagus," jawab Musk dengan emoji wajah berpikir.

Melansir Yahoo Finance di Jakarta, Senin (24/10/22) setelah berbulan-bulan bolak-balik, kesepakatan pengambilalihan Twitter Musk senilai USD44 miliar dilaporkan hampir selesai.

Namun, pengguna platform tersebut telah menyatakan keprihatinan dengan Musk membeli Twitter dapat mengancam kebebasan berbicara di platform dan menyebabkan melonggarnya moderasi konten, yang pada gilirannya berpotensi meningkatkan ujaran kebencian, informasi yang salah, dan konten berbahaya.

Misalnya, Musk mengatakan dia akan membalikkan larangan Twitter terhadap Donald Trump. Sebagaimana diketahui, Twitter secara permanen menangguhkan akun mantan presiden itu setelah dia berulang kali men-tweet klaim penipuan pemilu yang tidak berdasar yang membantu menghasut pemberontakan dengan kekerasan di Capitol pada 6 Januari.

Musk juga dilaporkan mengatakan kepada investor bahwa dia berencana untuk memangkas 75% dari 7.500 tenaga kerja Twitter. Pemotongan besar-besaran seperti itu dapat secara drastis menghambat kemampuan Twitter untuk mengambil tindakan terhadap konten berbahaya.

Pemerintah AS dilaporkan sedang mempertimbangkan tinjauan keamanan nasional atas pengambilalihan Twitter Musk.

Rencana Musk untuk memanfaatkan investor asing untuk membantu membayar kesepakatan, termasuk Pangeran Alwaleed bin Talal dari Arab Saudi, dana kekayaan negara Qatar, dan Binance Holdings, yang didirikan oleh seorang pengusaha China, telah mengganggu pejabat administrasi Biden.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: