Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Miliarder AS Marah Besar Pada The Fed: Orang Kaya Kehilangan Kekayaan Tetap Kaya, Tapi Orang Miskin?

Miliarder AS Marah Besar Pada The Fed: Orang Kaya Kehilangan Kekayaan Tetap Kaya, Tapi Orang Miskin? Kredit Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Warta Ekonomi, Jakarta -

Miliarder AS, Barry Sternlicht menyebut The Fed menggunakan "data lama" untuk menyerang ekonomi dengan kenaikan suku bunga yang tidak perlu. CEO miliarder Starwood Capital Group ini mengatakan bahwa ekonomi saat ini makin parah karena biaya pinjaman melonjak sehingga resesi tak bisa dihindari.

Investor miliarder itu mengatakan jika The Fed terus menaikkan suku bunga, seperti yang dilakukan lima kali tahun ini, efeknya akan sangat merusak sehingga akan membahayakan seluruh sistem kapitalis.

“Jadi orang kaya yang kehilangan 30%, dia masih kaya, kan? Tetapi orang miskin yang bekerja dalam pekerjaan per jam yang kehilangan pekerjaan itu, dia akan berkata: 'Kapitalisme rusak, itu tidak berhasil untuk saya. Saya kehilangan pekerjaan saya. Dan seluruh sistem ini harus keluar dari pintu,'” kata Sternlicht kepada Fortune, mengutip di Jakarta, Senin (24/10/22).

Baca Juga: Miliarder Investor Ray Dalio: Badai Sempurna Tercipta Akibat Suku Bunga The Fed

"Anda akan mengalami kerusuhan sosial," tambahnya. “Dan itu hanya karena Jay Powell dan kelompok orang gilanya yang ceria.”

Sternlicht bukan satu-satunya yang khawatir tentang kenaikan suku bunga yang berpotensi memicu resesi. Ekonom Steve Hanke mengatakan bahwa The Fed tidak kompeten dan bisa menuju periode stagflasi atau resesi.

Mohamed El-Erian, presiden Queens' College di Cambridge, telah berulang kali mengatakan bahwa The Fed terlalu lambat untuk menanggapi inflasi tahun lalu. Awal bulan ini, dia menambahkan sebagai akibatnya, risiko resesi sekarang sangat tinggi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: