Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menjadi Sahabat UKM, CMO Ninja Xpress Nilai Industri Logistik Lebih dari Hubungan Antar-Manusia

Menjadi Sahabat UKM, CMO Ninja Xpress Nilai Industri Logistik Lebih dari Hubungan Antar-Manusia Kredit Foto: Ninja Xpress
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ninja Xpress sebagai perusahaan jasa pengiriman berbasis teknologi yang telah hadir di Indonesia sejak tahun 2015 hingga saat ini telah memberikan kontribusinya dalam memberikan berbagai layanan. Dengan #SiapBantuSampaiTujuan Ninja Xpress telah memperlihatan kontribusinya mengantarkan pelaku UKM lokal melalui berbagai macam program besutannya.

Untuk melihat bagaimana Ninja Xpress telah bertumbuh dengan kontribusinya ini, Warta Ekonomi telah melakukan sebuah wawancara bersama dengan Andi Djoewarsa selaku CMO Ninja Xpress Indonesia untuk mengetahui bagaimana pandangannya terhadap industri logistik dan pandangannya dalam menjalankan posisinya di Ninja Xpress saat ini.

Bagaimana Anda melihat sektor industri logistik dan tantangan terbesarnya di Indonesia saat ini?

Jika membicarakan industri maka ada beberapa hal yang dilihat. Pertama adalah supply yang berarti jumlah penyedia di industri tersebut, yang kedua adalah demand, yang ketiga infrastruktur, dan yang keempat adalah kebijakan pemerintah.

Baca Juga: Empat Value Perusahaan Ala CEO Power Commerce Asia sebagai Pionir Omnichannel di Indonesia

Dalam bisnis, supply ini sebenarnya semakin lama semakin banyak jumlah pemainnya. Di industri logistik di Indonesia saat ini, ada pemain yang hanya menyediakan layanan tapi ada juga yang tidak memiliki infrastruktur logistik dan hanya menjadi agregator. Melihat dari sisi ini, persaingannya semakin banyak dan semakin ketat, yang pada akhirnya semua bersaing di harga, gratis ongkir, dan berbagai macam diskon lainnya. Ini adalah dinamika pasar.

Namun, meski jumlah pemain dan permainan turunannya semakin banyak dengan kemudahan dan solusi yang mereka tawarkan semakin baik, tapi jumlah demand-nya itu sebenarnya masih cukup besar dan masih cukup untuk semua orang. Kalau kita lihat, sebenarnya logistik itu mendapat order dari ecommerce atau transaksi online, nah transaksi online ini berdasarkan data masih dalam kisaran 5-7% dari total jumlah transaksi yang ada di Indonesia. Artinya bahwa dari sekian banyak transaksi, transaksi online masih sepersekiannya saja, menunjukkan bahwa pasarnya masih sangat besar.

Dalam penjualan online ini juga kebanyakan masih terkonsentrasi di Pulau Jawa, diikuti oleh Sumatera, Sulawesi, baru Kalimantan. Jadi dari sisi permintaannya masih sangat cukup besar. Dari sisi infrastruktur, jika ingin cepat sampai menggunakan pesawat itu mahal, alhamdulillah saat ini kita semakin lama infrastrukturnya semakin baik. Ini menunjukkan bahwa pemerintah bekerja sangat keras untuk membangun infrastruktur dan dengan demikian dapat dikatakan biaya pengantaran barang semakin lama mudah-mudahan akan menjadi semakin murah.

Walaupun jika dibandingkan dengan negara di regional lain, di Indonesia itu biaya pengantarannya paling mahal karena geografinya kepulauan dan cukup besar. Jadi misal biaya pengantaran di negara lain hanya 5-10% dari biaya perdagangan, di Indonesia bisa mencapai 20-25%. Jadi memang biaya logistik di negara kita cukup mahal, tapi jika melihat dari pertumbuhan infrastruktur dari sisi jumlah kilometer semakin lama semakin baik.

Pemerintah juga bekerja cukup keras dari sisi maritim kelautan dan dari dari sisi government, pemerintah dengan segala kebijakannya selalu mempermudah bagaimana pemberi layanan dimudahkan dengan segala fasilitas online, mulai dari pembayaran baik dari sisi keamanan dan lainnya.

Tapi yang paling penting adalah dari sisi konsumennya, di sini kita lihat ada dua sisi, yaitu sisi seller sebagai penjual dan yang kedua adalah sisi end user. Dilihat dari penjualnya sendiri, UMKM itu masih sebagian saja yang sudah go digital. Oleh karena itu dengan berbagai faktor, semakin lama jumlah yang go digital akan semakin banyak dan semakin banyak dan semakin cepat yang masuk ke ekosistem digital maka pertumbuhan penjualan akan bertumbuh hingga ke luar kota dari kota si penjual.

Dari hal-hal ini, singkatnya, industri logistik di Indonesia masih sangat cerah ke depannya dan pasarnya juga besar meskipun persaingannya akan semakin ketat.

Bagaimana Anda melihat tren di industri logistik Indonesia di masa depan?

Kalau saya lihat, kembali lagi ke makronya dari sisi konsumen. Karena konsumen terbiasa untuk belanja online sejak pandemi, dan pasca pandemi ini akan ada perubahan behavior konsumen dengan kegiatan yang kembali dilakukan secara offline. Saya melihat ini bukan sebagai pengurangan tapi normalisasi. Yang tadinya belanja banyak di online saat ini banyak pengeluarannya dialokasikan untuk hal-hal seperti pariwisata dan jalan-jalan. Dari sisi jumlah pengeluaran bulanannya ini apakah alokasi kantong mana yang akan dinaik-turunkan yang berubah.

Lalu terkait dengan ancaman resesi, itu kan sebenarnya definisinya terkait pada penurunan pertumbuhan ekonomi quarter by quarter, dan kalau dilihat sebenarnya Indonesia ini jika dibandingkan dengan negara lain, mungkin pengaruhnya karena ancaman ini akan ada penurunan atau stagnan sampai resesi dan pertumbuhannya bagus dan valutasi kita juga baik.

Maka dengan melihat pada hal ini, tren logistik di Indonesia mungkin akan stagnan karena ada normalisasi dan setelahnya kita dapat naik lagi. Jadi trennya akan tumbuh setelah beberapa bulan ini kita akan stagnan terlebih dahulu.

Untuk menghadapi tantangan yang ada ke depannya ini kan industri logistik dan ekosistemnya masih memiliki banyak quest di berbagai sisi. Kemudian karena saat ini kita memang bergantung pada ecommerce untuk menekan biaya logistik, gratis ongkir, dan lainnya ini, maka untuk menghadapi tantangannya itu kita perlu untuk melihat pada pasar yang semakin lama semakin besar dan perlu untuk menargetkan layanan dan harus mengadakan layanan untuk para pelaku UMKM dengan memberikan layanan terjangkau tapi bersamaan dengan itu tetap dapat membantu ekosistem UKM untuk bertumbuh.

Prinsipnya, kalau UKM maju, maka pasti logistik akan maju. Dalam Ninja Xpress sendiri, kita selalu peka terhadap segala perubahan dan segala macam tantangan. Jadi kita tidak bisa egois. Pada saat kita peka itu kita tidak boleh egois seolah yang susah dalam situasi tersebut hanya sisi logistik saja, padahal sebenarnya dari sisi shipper (seller atau penjual) juga susah. Itulah bagaimana kita menjadi sahabat UKM dengan kepekaan dan semakin bijak serta pintar untuk menjadi lebih dari sekadar logistik.

Bagaimana strategi Ninja Xpress dalam memanfaatkan tren untuk terus bertumbuh?

Jadi sebenarnya dalam industri ini demand dan juga dukungannya sangat besar. Memanfaatkan tren teknologi yang ada, kita harus melakukan efisiensi dan efektivitas agar usaha yang dilakukan itu semakin lama semakin baik.

Di mana kita menjadi sahabat UKM, teknologi yang ada dan kita manfaatkan itu adalah tujuannya untuk membantu UKM dalam menghadapi tantangan. Misal melalui data yang terintegrasi dengan sistem logistik kita secara internal, kita dapat memanfaatkan data tersebut dan merubahnya menjadi suatu informasi yang dapat digunakan oleh seller kita untuk membantu perkembangan dan pertumbuhan bisnisnya melalui cara dan dukungan yang lebih efektif dan efisien.

Kemampuan yang apa saja yang harus dimiliki oleh pemain di industri logistik?

Selain harus semakin peka, secara praktis juga harus memiliki kemampuan lain, yaitu sangat operasional. Artinya bahwa di sini terkait dengan bagaimana kita mengerti keadaan riil di lapangan. Jadi, tugas manajemen itu kan semakin dekat dengan lapangan maka semakin mudah untuk mendapatkan pemahaman terkait dengan tantangan dan dasar apa saja yang dibutuhkan untuk itu.

Kita juga harus dekat dengan para rider, menjalin silaturahmi dengan mereka dengan berbagai cara yang baik. Biasanya kita itu ada mitra untuk menjangkau ke pasar kita, nah kita harus membantu hidup mereka, dengan menjadi lebih dekat dengan mereka, maka kita akan menjadi paham persiapan apa saja yang diperlukan untuk membuat pekerjaan mereka menjadi lebih mudah dan efisien.

Jadi basisnya itu semua kembali kepada suatu hubungan manusia dan bagaimana sistem yang kita bangun ini semakin lama semakin menjadikan kita lebih dekat dengan situasi dan hal-hal yang terjadi di lapangan.

Bagaimana Anda melihat gambaran dan target Ninja Xpress ke depannya?

Target itu selalu ada karena kita memiliki laporan yang harus disampaikan kepada atasan, jadi harus ada target yang harus kita capai. Ketika kita melihat ada jumlah pasar yang besar, di situ kita ingin menjadi sahabat UKM yang nomor satu. Dalam hal ini UKM yang memiliki usaha ini pasti menggunakan layanan logistiknya tidak hanya satu. Mereka menggunakan layanan kita dan layanan dari pemain lainnya hingga dua atau tiga lainnya. Nah dalam hal ini, target kita sesederhana menjadi sahabat nomor satu penyedia logistik bagi UKM.

Sejauh pengalaman Anda sampai saat ini, pelajaran penting apa yang selalu Anda pegang untuk menjalankan kepemimpinan sebagai CMO Ninja Xpress?

Karena saya besar marketing, jadi hal yang penting adalah kita harus memiliki kesabaran yang cukup untuk mengkonsolidasikan strategi pemasan yang membumi ke internal dan stakeholders internal lainnya.

Karena kadang kan setiap orang memiliki opini dan pandangan yang subjektif, jadi dalam marketing itu kita harus bisa membangun internal brand yang membuat semua orang sadar bahwa alasan perusajaan berdiri dan bagaimana perusahaan dapat memberikan solusi dan manfaat kepada khalayak ramai. Jadi brand building itu dimulai dari dalam dan itu memang tidak mudah, butuh waktu, sehingga membutuhkan kemampuan interpersonal skill untuk bisa mengkonsolidasikan konsep ini.

Yang kedua adalah output-nya seperti apa. Bagaimana kita memiliki kemampuan untuk membawa perubahan, bagaimana kita membiasakan diri terhadap perubahan, serta bagaimana sistem yang kita bangun dan tim yang coba kita kembangkan itu selalu siap terhadap perubahan yang baik yang sifatnya makro dan mikro.

Jadi bagaimana ke eskternalnya bagi marketing itu adalah untuk mampu memiliki konsistensi terhadap pesan dan narasi besar yang coba kita bangun berdasarkan brand building internal tadi karena seorang marketer memiliki kemampuan untuk merubah narasi brand-nya, oleh karena itu brand harus memiliki fondasi yang kuat.

Menurut Anda, sukses bagi Ninja Xpress itu seperti apa?

Jadi kalau kita melihat sukses itu, ada sukses yang setiap hari yang ingin kita capai, ada pula sukses jangka pendek, sukses jangka menengah, dan sukses jangka panjang.

Sukses setiap hati ini misalnya kalau kita melihat seller kita itu semakin jago jualannya, baik itu secara online, dalam membangun brand, maupun dalam membangun narasi dan infrastruktur mereka dalam berbisnis. Jadi ketika kita lihat dan dengar seller kita mencapai volume penjualan yang besar, kita melihat di situ mereka telah menggunakan fasilitas yang kita sediakan lumayan banyak.

Mereka telah menggunakan foto produk dan video dari kita, dalam kesuksesan ini kita juga memiliki kontribusi misal membantu mereka untuk Facebook ads dan lainnya, kita merasa bahwa ekosistem yang kita bangun ini telah membantu mereka mencapai kesuksesaan itu. Ini adalah sukses setiap hari yang ingin kita lihat.

Nah, pada saat semakin banyak seller yang sukses setiap hari dengan volume penjualan yang semakin banyak, artinya kan volume pengantaran yang kita miliki juga semakin lama semakin banyak. Kembali lagi, suksesnya yang ingin kita lihat sederhananya adalah pada saat Ninja Xpress ini menjadi sahabat UKM sebagai penyedia logistik nomor satu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Nurdianti
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: