Tukar-tukaran Informasi Intelijen di Ukraina, Bos CIA Kuak Hal Tak Terduga
Direktur Badan Intelijen Pusat (CIA) William Burns melakukan pemberhentian mendadak di Ukraina untuk menyampaikan informasi intelijen kepada militer negara itu dan mengadakan diskusi dengan Presiden Volodymyr Zelensky, di mana ia menegaskan kembali komitmen Washington untuk mendukung Kiev untuk jangka panjang, menurut CNN.
Kepala badan tersebut mengunjungi negara yang dilanda perang awal bulan ini, outlet tersebut melaporkan pada hari Rabu (26/10/2022), mengutip seorang pejabat AS yang tidak disebutkan namanya.
Baca Juga: Israel Bagi-bagi Informasi Intelijen dengan Amerika, Pelan-pelan Rahasia Iran Dibongkar
“Sementara di sana, dia memperkuat komitmen AS untuk memberikan dukungan kepada Ukraina dalam perjuangannya melawan agresi Rusia, termasuk terus berbagi intelijen,” kata pejabat itu, tanpa memberikan rincian lain tentang perjalanan itu.
Burns terakhir mengunjungi Ukraina pada awal tahun, sebelum Rusia menyerang tetangganya pada akhir Februari, bertemu dengan para pejabat di Kiev untuk membahas aksi militer yang akan terjadi.
Perjalanan tersebut menyoroti hubungan berbagi informasi yang sedang berlangsung antara Amerika Serikat dan Ukraina, dengan Senator Virginia Mark Warner –yang mengepalai Komite Intelijen Senat– mengklaim bulan lalu bahwa kerja sama semacam itu telah membantu pasukan Kiev membuat “keuntungan besar” di medan perang.
Dia menambahkan bahwa baik perwira intelijen Amerika dan Inggris "bekerja dengan Ukraina," dan kemudian memuji "kekuatan intel militer gabungan kami."
Laporan perjalanan baru Burns ke Kiev muncul di tengah spekulasi yang berkembang oleh pejabat Barat bahwa Moskow dapat menggunakan senjata nuklir taktis hasil rendah di Ukraina.
Burns, bagaimanapun, telah membuang air dingin pada prediksi tersebut, mengatakan kepada CBS pada awal Oktober bahwa sementara ia mengambil risiko konflik nuklir "sangat serius," "ancaman dekat menggunakan senjata nuklir taktis" tetap rendah.
Sementara Presiden Rusia Vladimir Putin tidak secara terbuka mengancam penggunaan bom tersebut, dalam pidatonya baru-baru ini ia menyatakan bahwa negaranya akan menggunakan segala cara yang diperlukan untuk membela rakyat dan wilayahnya, yang memicu banyak dugaan di antara para pejabat Barat dan pakar media.
Sementara itu, para pejabat Rusia, termasuk Menteri Pertahanan Sergey Shoigu, telah menuduh Kiev mempersiapkan serangan bendera palsu dengan menggunakan 'bom kotor', sebuah perangkat yang menggabungkan bahan peledak konvensional dengan bahan radioaktif. Ukraina dengan tegas membantah klaim Moskow.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: