Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Stabil, Maybank Indonesia Cetak Laba Bersih Rp1,06 Triliun di Kuartal III 2022

Stabil, Maybank Indonesia Cetak Laba Bersih Rp1,06 Triliun di Kuartal III 2022 Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Bank Maybank Indonesia, Tbk. (Maybank Indonesia atau Bank) mengumumkan Laporan Keuangan konsolidasian untuk sembilan bulan pertama berakhir 30 September 2022, dengan Laba Sebelum Pajak (PBT) sebesar Rp1,48 triliun dan Laba Setelah Pajak dan Kepentingan Non-Pengendali (PATAMI) sebesar Rp1,06 triliun. Posisi ini relatif stabil dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya di mana laba bersih yang berhasil dicapai sebesar Rp1,08 triliun.

Pencapaian laba yang stabil tersebut sehubungan dengan loan yield yang lebih rendah akibat persaingan ketat penyaluran kredit, sehingga berimbas kepada pendapatan bunga (interest income) yang menurun.

Di lain sisi, Bank mencatat provisi yang lebih rendah disebabkan oleh membaiknya kualitas kredit serta biaya dana (cost of funds), dan biaya overhead yang terkendali. Pada triwulan III 2022, Maybank Indonesia mencatat penurunan beban provisi sebesar 23,1% menjadi Rp818 miliar dan biaya overhead yang terkendali sebesar Rp4,33 triliun. Seiring dengan menurunnya biaya dana, Bank mencatat Marjin Bunga Bersih (Net Interest Margin/NIM) menguat 2 basis poin menjadi 4,8% pada September 2022. Baca Juga: Direstui OJK, Dato’ Khairussaleh Resmi Menjabat Presiden Komisaris Maybank Indonesia

Presiden Direktur Maybank Indonesia, Taswin Zakaria, menjelaskan bahwa, Maybank Indonesia kembali mencetak kinerja yang kuat pada sembilan bulan pertama 2022, tercermin pada Laba Sebelum Pajak serta menguatnya penyaluran kredit seiring dengan perekonomian Indonesia yang terus membaik, meskipun dibayangi volatilitas pasar global. Tercatat, total pembiayaan Bank yang tumbuh signifkan sebesar 12,8% menjadi Rp111,45 triliun dari Rp98,78 triliun tahun lalu.

"Maybank Indonesia tetap berfokus pada strategi pertumbuhan yang telah berkontribusi kepada profitabilitas Bank. Kami akan tetap disiplin dalam menjaga likuiditas dan permodalan kami, dan di saat yang sama melanjutkan upaya untuk mendorong pertumbuhan bisnis melalui peningkatan produktivitas di seluruh segmen bisnis utama kami, serta transformasi digital," ujar Taswin di Jakarta, Kamis (27/10/2022).

Dengan kondisi tersebut, Bank mencatat Pendapatan Non-Bunga (Fee-based Income) di luar pendapatan fees Global Market sebesar Rp1,23 triliun yang bersumber daripada pendapatan fee terkait bisnis pembiayaan dan ritel, serta anak perusahaan.

"Sementara, fees terkait Global Market mengalami penurunan sebesar 63,7% disebabkan oleh dinamika suku bunga global dan volatilitas pasar yang menyebabkan pendapatan fee-based turun 10,4% Y-o-Y," tambahnya.

Di sisi lain, bank mencatat rasio Non Performing Loan (NPL) konsolidasi membaik menjadi 3,5% (gross) dan 2,5% (net) pada September 2022 dari 4,6% (gross) dan 2,9% (net) pada September 2021, dan 3,7% (gross) and 2,6% (net) pada Desember 2021, serta penurunan saldo NPL sebesar 16,3% Y-o-Y. Bank terus menerapkan prinsip kehati-hatian serta menerapkan risk posture yang konservatif.

Posisi likuiditas Bank tetap kuat dengan rasio Kredit terhadap Simpanan/Loan to Deposit Ratio (LDR Bank saja) berada di posisi yang sehat pada level 90,2%. Sementara, Rasio Kewajiban Pemenuhan Kecukupan Likuiditas/Liquidity Coverage Ratio (LCR Bank saja) tercatat 176,9% pada September 2022, berada di atas tingkat minimum yang diwajibkan regulator yakni sebesar 100%. Baca Juga: Maybank Indonesia Perkenalkan Fitur 360 Digital Wealth, ini Dia Keunggulannya

"Rasio Kecukupan Modal/Capital Adequacy Ratio (CAR) tetap kuat sebesar 24,7% pada September 2022, dengan total modal Bank sebesar Rp28,02 triliun pada September 2022," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman

Bagikan Artikel: