Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Minyak Sawit Merah, Peranan dan Kandungan Nilai Gizinya

Minyak Sawit Merah, Peranan dan Kandungan Nilai Gizinya Kredit Foto: Instagram/Bobby Nasution
Warta Ekonomi, Jakarta -

Minyak sawit merah memiliki segudang manfaat yang baik untuk kesehatan. Namun tidak seperti masyarakat Afrika yang sangat gemar mengonsumsi minyak sawit merah, masyarakat Indonesia sendiri masih asing dengan komoditas minyak nabati yang satu ini. 

Melansir laman Palm Oil Indonesia, dari berbagai penelitian yang ada menyebutkan minyak sawit merah merupakan sumber beta karoten. Kandungan beta karoten dalam minyak sawit merah mencapai 650 ppm, di mana angka tersebut sangat potensial dalam menanggulangi defisiensi vitamin A.

Baca Juga: Memang Belum Familiar, Minyak Sawit Merah Miliki Kandungan Nilai Gizi Tinggi

Besarnya potensi beta karoten menjadikan minyak sawit merah sebagai sumber vitamin A yang lebih efektif dan murah dibandingkan sumber vitamin A lainnya. Poin plus tersebut dapat dimanfaatkan sebagai solusi untuk masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang yaitu Kekurangan Vitamin A (KVA). Dengan mengonsumsi minyak sawit merah maka akan meningkatkan status vitamin A pada anak dan ibu.

Riset inovasi teknologi produksi minyak makan merah yang digagas Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) telah berhasil menciptakan minyak makan merah yang memiliki kandungan fitonutrien antara lain beta karoten (sebagai pro-vitamin A), tokoferol dan tokotrienol (sebagai vitamin E), dan squalene.

Kepala PPKS, Edwin S. Lubis, menambahkan asam oleat dan asam linoleat yang terkandung dalam minyak makan merah memiliki fungsi dalam pembentukan dan perkembangan otak dan metabolisme pada anak.

Melihat minyak makan merah memiliki prospektif ke depan, Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki menyampaikan bahwa pembangunan pabrik minyak makan merah telah dimulai pada Oktober 2022.

Baca Juga: Pemerintah Pilih Sumut Jadi Pilot Project Minyak Makan Merah

Untuk merealisasikan rencana tersebut, KemenKopUKM bergerak menggandeng Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Badan Standardisasi Nasional (BSN) untuk bersinergi bersama sehingga dapat mempercepat pembangunan pabrik minyak makan merah oleh koperasi petani sawit, dan juga telah menerima Detail Engineering Design (DED) dari PPKS.

Senada dengan hal tersebut, Direktur Eksekutif PASPI, Dr. Tungkot Sipayung, menyampaikan industri minyak sawit merah juga sekaligus untuk meningkatkan kesejahteraan petani sawit. Penyediaan minyak sawit merah yang bervitamin, selain dapat menjadi bagian dalam ketahanan pangan lokal juga dapat meningkatkan pendapatan petani hingga 60 persen, 30 persen karena penghematan dari transportasi TBS dan 30 persen dari nilai tambah hilirisasi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: