Kisah Hery dan Dyah, Relawan yang Dedikasikan Hidupnya untuk Anak-anak Penderita Hati Kronis
Tugas utama relawan pejuang hati ini adalah sosialisasi kepada masyarakat tentang ganggun hati pada anak usia 0-10 tahun. Gangguan ini, sambung Hery, masih asing di masyarakat Indonesia sehingga penanganan yang terlambat bisa membahayakan anak.
Hery mengapresiasi perhatian Mensos Risma menyapa anak-anak di rumah singgah. Hery juga berharap kolaborasi pemerintah dalam memberikan perhatian kepada anak-anak dengan gangguan hati kronis ini terjalin.
Baca Juga: Kembali ke Malang, Mensos Tuntaskan Penyerahan Santunan Ahli Waris Korban Tragedi Kanjuruhan
Selain bisa mengakseskan kepada layanan kesehatan di daerah, Hery berharap Kemensos bisa memberikan pelatihan dan bantuan kewirauasahaan bagi orang tua anak yang meninggalkan pekerjaannya di daerah untuk fokus pada pengobatan anak di Jakarta.
"Saya harap pelatihan dan bantuan kewirausahaan dari Kemensos bisa jadi alternatif para orang tua yang kehilangan pekerjaan di daerah agar di Jakarta mereka tetap bisa mencari nafkah untuk kebutuhan pengobatan anak-anaknya," ungkapnya.
Tamara, Ibu dari Anak Maryam yang baru saja menjalani transplantasi hati merasa didukung oleh pemerintah. "Kami senang karena diperhatikan pemerintah. Ini support untuk kami, jadi semangat bagi kami berjuang untuk kesembuhan anak-anak kami," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: