Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ngawur! Isu Presiden Jokowi Didukung untuk Rebut Kursi Ketum PDIP dari Bu Mega Sampai Bikin Ganjar Heran: Ada Penumpang Gelap

Ngawur! Isu Presiden Jokowi Didukung untuk Rebut Kursi Ketum PDIP dari Bu Mega Sampai Bikin Ganjar Heran: Ada Penumpang Gelap Kredit Foto: Instagram/Ganjar Pranowo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menilai isu dukungan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk maju menjadi ketua umum PDIP menggantikan Megawati Soekarnoputri hanya mengadu domba internal partai.     

"Saya meminta semua mewaspadai adanya penumpang gelap yang ingin menciptakan disharmoni hubungan di tubuh PDIP. Agar siapa pun tidak membuat gerakan yang merusak nama baik seseorang," ujar Politikus PDIP Ganjar Pranowo di Semarang. Minggu (30/10/2022).

Baca Juga: Teman Ganjar Tolak Wacana Jokowi Jadi Ketum PDIP: Hentikan Praktik Politik Kotor Ini

Dia menilai dirinya dengan Presiden Jokowi merupakan orang partai politik yang memahami bagaimana aturan dan relasi di parpol. 

"(Ide Jokowi Ketum PDIP) itu sebuah 'kengawuran' dan imajinasi dari seorang yang tidak mengerti aturan di PDI Perjuangan, yang tidak mengerti relasi di antara kami di dalam partai, dan sangat sembrono," ujarnya.

Gubernur Jawa Tengah itu juga menyebutkan untuk suksesi ketua umum, kongres partai sudah mengaturnya sehingga ide Jokowi merebut tampuk kepemimpinan PDIP itu tidak benar. Seluruh pendukung Presiden Jokowi diharapkan agar melakukan konter isu tersebut, agar tidak menjadi bola liar.

"Saya kira yang seperti ini mesti dicermati, apakah ini ide pribadi atau seruan orang. Kami yang sejak awal mendukung Pak Jokowi di dalam pemerintahan tentu harus segera konter orang-orang semacam ini agar tidak terpancing situasi yang mengadu domba," jelasnya.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Sebut Ada Penumpang Gelap dalam Relawannya: Ide Presiden Jokowi Jadi Ketum PDIP Itu Ngawur!

Dirinya juga mengimbau agar sukarelawan manapun tidak menggunakan strategi-strategi politik kotor, terlebih menjelang pesta demokrasi pada tahun 2024.

"Saya ingin menyampaikan relawan manapun atau siapa pun, satu agar tidak menjelek-jelekkan orang, dua tidak mendiskreditkan orang, tiga juga tidak mendiskreditkan partai-partai," tutur dia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: