Miliarder Elon Musk mengatakan dalam sebuah pengajuan bahwa dia akan menjadi CEO Twitter yang baru saja ia beli seharga USD44 miliar (Rp688 triliun). Langkah itu dilakukan setelah Musk, yang juga memiliki Tesla dan SpaceX, memecat CEO Twitter Parag Agrawal dan pejabat tinggi perusahaan lainnya pekan lalu.
Musk sebelumnya mengubah bio Twitter-nya menjadi "Chief Twit" sebagai tanda yang menyinggung langkah ini.
Pekan lalu, pengambilalihan Musk atas perusahaan media sosial itu pun mengakhiri kisah selama berbulan-bulan. Sejak itu, Musk telah bergerak cepat untuk mulai membuat perubahan di perusahaan.
Baca Juga: Hingar Bingar Karyawan Twitter Ketakutan, Klarifikasi Elon Musk Akhirnya Bikin Tenang!
Melansir New York Post di Jakarta, Selasa (1/11/22) tim Musk mulai bertemu dengan beberapa karyawan untuk menyelidiki kode perangkat lunak Twitter dan memahami bagaimana aspek platform bekerja.
Beberapa staf yang berbicara dengan Reuters mengatakan mereka telah menerima sedikit komunikasi dari Musk atau pemimpin lain dan menggunakan laporan berita untuk mengumpulkan apa yang terjadi di perusahaan.
Meski demikian, ada laporan bahwa karyawan Twitter diberitahu untuk "bekerja 24/7" guna menyelesaikan proyek pertama Musk di perusahaan media sosial pada akhir minggu. Mereka yang menolak berpotensi kehilangan pekerjaan.
Dalam salah satu tindakan pertamanya sejak menyelesaikan pengambilalihan Twitter minggu lalu, Musk telah memerintahkan perbaikan proses verifikasi pengguna situs.
Musk dilaporkan berencana untuk membebankan biaya pengguna USD20 (Rp312 ribu) per bulan untuk mengamankan tanda centang terverifikasi mereka melalui langganan premium "Twitter Blue".
"Ini adalah perubahan yang diminta Elon dan harus dikeluarkan pada 04 November," kata pesan internal kepada karyawan Twitter, menurut Insider. “Ini harus menjadi pekerjaan paling kritis yang kami lakukan minggu ini. Harapannya adalah bekerja 24/7 untuk mengeluarkan ini. Setiap fungsi di perusahaan melakukan hal yang sama.”
Pesan internal menunjukkan Twitter berencana untuk melakukan pertemuan "lepas tangan" setiap 12 jam untuk mengoordinasikan proyek di antara shift.
Satu sumber mengatakan kepada Insider bahwa proyek tersebut telah memicu kecemasan tentang keamanan kerja ketika Twitter bersiap untuk menjadi putaran PHK besar-besaran di tangan Musk.
"Ini dia. Pekerjaanmu dipertaruhkan," kata sumber itu kepada Insider tentang suasana di dalam Twitter.
The Verge, media yang pertama kali melaporkan rencana Musk untuk layanan berlangganan, mengatakan bahwa karyawan diberi tahu bahwa mereka memiliki waktu hingga Senin, 7 November, untuk menyelesaikan fitur tersebut atau dipecat.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami