Momentum G20, Jokowi Jadi Magnet Para Pemimpin Dunia Hadapi Krisis Ekonomi Global
Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan sejumlah pemimpin negara mengantre untuk bisa bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Ada sekitar 18-20 kepala negara yang ingin melakukan hubungan bilateral dengan Indonesia, termasuk Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20, di Bali.
Menurutnya, banyak pemimpin negara yang antri untuk menemui Jokowi menandakan antusiasme dan harapan mereka terhadap KTT G20 sangat tinggi.
Pengamat Hubungan International Dinna Prapto Raharja PhD mengatakan posisi Indonesia pada pertemuan antara para pemimpin dunia di forum KTT G20 itu sangat penting, terlebih untuk membahas sejumlah tantangan krisis global salahsatunya terkait krisis ekonomi dan ketahanan pangan.
“Tentu masalah krisis ekonomi, ketahanan pangan bisa jadi salah satu topiknya, tapi yang saya pikir pasti ditanyakan kepada Presiden Joko Widodo adalah posisi Indonesia dalam geopolitik dunia,” ujar Dinna, Rabu (2/11/2022).
“Apa arah kebijakan luar negeri Indonesia, apa tanggapan Indonesia atas perkembangan konflik di Ukraina, posisi ASEAN, dan mengajak Indonesia melihat dunia dari perspektif negara-negara yang mendatangi Presiden Joko Widodo,” imbuhnya.
Menurut Dinna, setidaknya ada tiga hal penting bagi Indonesia pada gelaran KTT G20 mendatang, yaitu pertama memastikan kesepakatan antar negara harus dapat ditindaklanjuti.
“Pertama, memastikan aneka kesepakatan yang terbangun dari rangkaian diskusi dengan kelompok-kelompok kepentingan mendapatkan salurannya, ditindaklanjuti oleh pimpinan negara-negara anggota G20, ada isu pendanaan climate change, ketenagakerjaan, digital ekonomi dan lain-lain,” ucapnya.
Lanjut Dinna, Indonesia sebagai Presiden G20 berharap negara anggota G20 juga tetap solid.
“Kedua, Indonesia punya kepentingan agar G20 tetap utuh saat Indonesia menjadi Presiden G20, tidak ada negara yang keluar atau dikeluarkan,” tegasnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, ketiga, agar kepentingan Indonesia di tingkat global tetap terjaga aman, sebab pada dasarnya tatanan global tidak lagi akan berporos kepada Amerika Serikat, oleh sebab itu, Dinna mendorong Indonesia membuka relasi dengan sebanyak-banyaknya pihak menjadi penting.
Dinna juga menilai masalah mendesak yang mesti dibahas adalah nantinya adalah terkait tatanan politik global yang makin nyata tidak bisa dipaksakan tetap unipolar dengan berporos pada Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya.
“Ketika kebutuhan pokok seperti pangan, energi, dan pemulihan ekonomi pasca COVID tidak bisa disediakan oleh AS dan sekutu-sekutunya, maka harus ada kompromi agar situasi konflik tidak memburuk dan tidak meluas,” bebernya.
Selain itu, Dinna memprediksi KTT G20 akan berjalan lancar dan para pemimpin dunia akan hadir seperti Amerika Serikat, China termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin yang tengah menjadi sorotan dunia.
“KTT G20 menurut saya akan tetap terselenggara. Presiden Biden dari AS dan kepala-kepala negara G7 akan hadir. China juga akan hadir. Putin juga menjamin negaranya akan terwakili. Dugaan saya dia akan hadir secara virtual,” ungkapnya.
“Yang perlu diantisipasi adalah intonasi pernyataan para kepala negara bisa sangat tajam saling mengkritik dan menghujat tapi menurut saya melakukan hal itu di forum tetap lebih baik daripada di medan pertempuran,” tukas Dinna.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: