Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bank Mandiri Nilai ESG jadi Faktor Utama Keberlanjutan Bisnis

Bank Mandiri Nilai ESG jadi Faktor Utama Keberlanjutan Bisnis Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Energy, Social, and Governance (ESG) dinilai menjadi faktor utama keberlanjutan bisnis baik saat ini maupun di masa mendatang.

Hal itu terungkap dalam hasil riset dan penelitian Mandiri Institute yang berjudul Towards ESG Implementation in Indonesia yang bisa diakses oleh seluruh masyarakat secara gratis. Adapun hasil riset ini dirilis dalam acara Mandiri Sustainability Forum (MSF) 2022 di Jakarta, Rabu (2/11/2022).

Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan, hasil riset ini dapat menjadi acuan terkait gambaran ESG di Indonesia. Sebab, penelitian ini dilakukan secara komprehensif dengan melibatkan berbagai stakeholder mulai dari korporasi baik listed maupun non-listed, investor individual, hingga fund manager. Baca Juga: Dukung Ekonomi Hijau, Bank Mandiri Salurkan Rp 221,1 triliun untuk Pembiayaan Berkelanjutan

“Laporan ini menunjukkan ESG sebagai faktor utama dalam keberlanjutan bisnis, baik saat ini maupun masa depan. Sebab, adopsi ESG bukan hanya sekedar mengikuti regulasi saja, tetapi juga mengenai langkah implementasinya terhadap strategi bisnis dan corporate practices untuk mendapatkan tangible benefit serta value creation yang lebih tinggi bagi perusahaan,” imbuhnya.

Lebih lanjut, bank bersandi bursa BMRI ini menambahkan, hasil riset tersebut turut menyediakan perspektif baru tentang pandangan bisnis, investor, dan pengelola dana tentang ESG yang dapat menjadi masukan penting untuk perbaikan ke depan.

Salah satunya, hasil riset Mandiri Institute menemukan sejumlah tantangan yang dihadapi sektor swasta dalam mengimplementasikan ESG. Antara lain, beragamnya indikator dalam mengukur implementasi ESG di tingkat korporasi. Baca Juga: Raih Peringkat 2 Rating ESG Dunia, Daya Saing Pertamina Semakin Meningkat

Dari data survei Mandiri Institute, ditemukan bahwa sekitar 60% responden yang berasal dari perusahaan listed atau Terbuka mengalami kesulitan dalam menentukan indikator ESG yang akan digunakan.

"Hal ini menunjukkan perlunya dukungan terkait dengan peningkatan awareness dan pemahaman terkait ESG, termasuk mempersiapkan strategi dalam menghadapi tantangan dan mencapai potensi ESG ke depan," pungkasnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman

Bagikan Artikel: