Nicotine War Goes Universitas Padjadjaran: Kapitalisme dan Perang Nikotin Global
Komunitas Kretek bekerja sama dengan Program Studi Magister Ilmu Antropologi FISIP Universitas Padjadjaran menggelar bedah buku Nicotine War karya Wanda Hamilton.
Kuliah umum bertajuk 'Kapitalisme dan Perang Nikotin Global' ini menghadirkan narasumber Dede Mulyanto (Pengajar Departemen Antropologi Universitas Padjadjaran), AB Widyanta (Pengajar Departemen Sosiologi Universitas Gadjah Mada), dan Abhisam Demosa (Koordinator Nasional Komunitas Kretek 2010-2016 dan Penulis buku Membunuh Indonesia).
Baca Juga: Beban Cukai Tinggi, Laba Perusahaan Rokok Besar Tergerus Tiap Tahun
Koordinator Nasional Komunitas Kretek 2010-2016 Abisham mengatakan Nicotine War merupakan hasil riset dan kajian Wanda Hamilton yang menguliti kepentingan bisnis obat-obatan dan dikenal sebagai Nicotine Replacement Therapy (NRT) dalam agenda global pengendalian tembakau.
Perang nikotin, sebagaimana digambarkan Wanda Hamilton, sudah nyaris dimenangkan oleh korporasi-korporasi farmasi internasional dengan kesuksesannya melalui kampanye global antitembakau serta dukungan penuh dari WHO, lembaga kesehatan publik, pemerintahan dan NGO antitembakau.
"Isu personal dan legal (tentang merokok) telah diubah menjadi kesehatan publik. Tembakau telah dinyatakan oleh mereka (kelompok antirokok) sebagai musuh bersama dan harus segera diperangi," katanya, Kamis (3/11/2022).
Menurutnya, isu antirokok selaras dengan kepentingan mereka untuk menaikkan cukai rokok setinggi-tingginya.
Baca Juga: Khawatir Resesi, Petani Tembakau Minta Cukai Jangan Naik
"Kenaikan cukai rokok sejatinya sebagai mata tombak untuk menghancurkan industri kretek nasional. Selain itu, tujuan besarnya untuk membentangkan karpet merah bagi kepentingan bisnis nikotin, MNC farmasi, dan MNC tembakau di Indonesia," jelasnya.
Adapun, Pengajar Departemen Antropologi Universitas Padjadjaran, Dede Mulyanto menggunakan pendekatan neokolonialisme dalam memahami Nicotine War. Menurutnya, neokolonialisme itu salah satu cara untuk menguasai kapitalisme global. Dede menambahkan bahwa kapitalisme itu lahir dari eksploitasi tumbuhan yang memiliki pasar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: