Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Antisipasi dari Badai Krisis, Mahendra Lihat Peluang dari Geliat Harga Komoditas

Antisipasi dari Badai Krisis, Mahendra Lihat Peluang dari Geliat Harga  Komoditas Kredit Foto: Boyke P. Siregar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Saat ini hingga beberapa waktu ke depan, Indonesia akan dihadapkan pada  krisis multidimensi yang disebabkan inflasi tinggi, kontraksi ekonomi menuju resesi, dan situasi geopolitik yang tidak pasti.

Namun demikian, Indonesia harus percaya diri dan tidak defensif karena dianugerahi banyak kekayaan alam, mulai dari komoditas seperti kelapa sawit hingga kandungan energi seperti batu bara.

Demkikian dikemukakan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar pada 18th Indonesian Palm Oil Conference and 2023 Price Outlook di Bali International Convention Center (BICC), kemarin.

“Di sisi lingkungan hidup, Indonesia sebenarnya punya solusi lingkungan dan konservasi yang terus dibenahi, sehingga komoditas Indonesia seperti sawit secara fundamental dapat terus diterima dan berkembang,” kata Mahendra.

Dia menjelaskan, setidaknya ada sejumlah hal yang berpotensi membentuk krisis multidimensi yang berakibat pada The Perfect Storm di Indonesia.Pertama inflasi yang tinggi yang memaksa ekonomi terkontraksi dan  berpotensi mengakibatkan suatu negara resesi.

Faktor lain adalah ketidakpastian dalam lingkup geopolitik. Aspek ini perlu diperhitungkan karena dampaknya mulai terlihat cukup besar. Lebih lanjut, Mahendra menyatakan, OJK sebagai bagian dari keseluruhan sistem yang menjaga sistem keuangan.

Baca Juga: Percepat Penyerapan Sawit, BPDPKS Dukung Implementasi B40

OJK bersama industri jasa keuangan (IJK) akan konsisten mencermati, memantau dan melakukan mitigasi dalam  menghadapi persoalan global dengan tingkat ketidakpastiannya cukup tinggi.

“OJK terus melakukan pembahasan, antisipasi, untuk bisa memitigasi, termasuk dengan apa yang dimaksud dengan langkah-langkah stress test, sehingga kita tidak panik dan tidak lengah terhadap risiko-risiko tadi,” ungkap dia.

Di sisi lain, Mahendra menilai, ekonomi Indonesia sendiri telah tumbuh dan terjaga baik, meski dihadapkan badai dan ketidakpastian. “Proyeksi ke depan juga masih baik dengan pertumbuhan sama atau di atas 5% sampai akhir tahun ini,”pungkas Mahendra.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: