Sejumlah pekerja migran Indonesia (PMI) yang menjadi korban jerat utang (debt bondage) dan penempatan berbiaya tinggi (overcharging) mulai mengeluhkan persoalan pekerjaan yang sudah tidak tersedia di Inggris. Mereka juga menyampaikan kepulangan yang dirasa dipersulit. Para PMI tersebut menyampaikan keluhan secara terbuka di layanan Facebook Group bernama Info Kerja Inggris UK Hungaria.
Misalnya Yasa Kumara yang menceritakan dirinya yang tak bisa pulang hingga kini, lantaran tak ada kepastian jadwal kepulangan. Yasa bahkan mengaku sudah hampir 1 bulan dirinya tak bisa bekerja dan lontang-lantung menanti kepulangan.
“Saya sudah 1 bulan nganggur, gak bisa dicariin farm (kebun) lagi. Disuruh pulang. Malah tiket (sudah) 2 minggu, gak ada kabar tiketnya,” tulis dia dalam kolom komentar di grup tersebut seperti dikutip Jum’at (4/11) pagi.
Senada, Lie Cheng Hong juga mengamini soal susahnya pulang ke Indonesia. Menurut dia, memang ada tendensi kepulangan PMI di Inggris ke Indonesia agak dipersulit oleh pihak-pihak tertentu.
“Sangat miris. Uang sudah tidak ada, mau kerja gak bisa, pulang dipersusah,” ungkap dia.
Tak ayal, Lie Cheng Hong menyatakan kekecewaannya atas keluhan yang tidak pernah ditanggapi PT Al Zubara sebagai perusahaan penempatan PMI (P3MI) yang memberangkatkan mereka ke Inggris. Lie pun mengaku akan segera membuat pengaduan ke KBRI setempat untuk membantu persoalan yang dialami PMI.
“Tolong dong kalau ada komplain keluhan dari PMI, tolong ditanggapi. Sudah slow respon dan saling lempar tidak ada tanggapan. Apa perlu bikin pengaduan ke KBRI untuk ditanggapi. Saya nulis di group facebook untuk sharing,” katanya.
Para PMI yang tergabung dalam layanan Facebook Group tersebut juga tak ragu menunjukkan kekecewaan dan kemarahannya kepada PT Al Zubara. Mereka mendesak agar permasalahan yang ditimbulkan perusahaan tersebut dapat dibawa ke jalur hukum.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: