Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Janji Wapres Ingin Tambahkan Bangunan Asrama untuk Mahasiswa Indonesia di Mesir

Janji Wapres Ingin Tambahkan Bangunan Asrama untuk Mahasiswa Indonesia di Mesir Kredit Foto: Istimewa

“Salah satu kendala kami sebagai mahasiswa di sini adalah tingginya tingkat kriminalitas yang kami rasakan terkhusus kekerasan fisik, pembobolan rumah, penipuan penyewaan rumah, dan segala macam,” sebutnya. 

Baca Juga: Gugatan Sudah Dicabut Bambang Tri, KPU Pastikan Ijazah Presiden Jokowi Asli

Menanggapi usulan tersebut, Wapres pun berjanji akan menindaklanjutinya bersama dengan Duta Besar RI di Mesir. 

“Usulan tentang asrama, saya menyambut baik usulan ini. Dan nanti Pak Duta Besar saya minta ini dimatangkan alasan-alasannya, pertimbangan rasionalnya semua,” ujar Wapres Ma'ruf Amin, mengutip dari siaran resminya, Minggu (6/11/2022).

Apabila pembangunan asrama ini terealisasi, sambung Wapres, ia mengusulkan untuk diberi nama Presiden RI saat ini yakni Joko Widodo. 

“Mudah-mudahan ini saya akan sampaikan kepada Pak Jokowi supaya ini menjadi perhatian. Andaikata nanti bisa dibangun bukan asramanya Ma’ruf Amin tapi Joko Widodo,” tegasnya disambut tepuk tangan mahasiswa. 

Selanjutnya, mahasiswa lain bernama Teja Wirahadikusuma yang berasal dari Nusa Tenggara Barat mengajukan pertanyaan mengenai peran dan kontribusi mahasiswa, termasuk bagaimana cara menguatkan dakwah Islam wasathiyah (moderat) yang selaras dengan kehidupan berbangsa dan bernegara. 

Baca Juga: Wih, Airlangga Didoakan Santri dan Pimpinan Ponpes Yaspida Jadi Presiden 2024

Menjawab pertanyaan ini, Wapres menerangkan bahwa mahasiswa Indonesia di Mesir harus sungguh-sungguh dalam menuntut ilmu sehingga dapat lulus tepat waktu. 

“Dan yang untuk bagaimana mengembangkan Islam wasathiyah, saya minta coba membuat semacam tulisan, menurut mahasiswa dengan referensi yang banyak tentang Islam wasathiyah dan juga tentang bagaimana Indonesia menerapkan Islam wasathiyah,” pintanya.

Terakhir, seorang mahasiswi bernama Huna Ayu Rosyidah pada kesempatan ini bertanya pada Wapres bagaimana cara menjalankan ajaran Islam wasathiyah dengan tetap menjaga keseimbangan antara perkara dunia dan akhirat. 

Terkait pertanyaan ini, Wapres pun menjawab bahwa kunci menjalankan ajaran Islam wasathiyah adalah memiliki rasa kepedulian dan tidak berlebihan dalam beragama.

Baca Juga: Presiden Jokowi Resmikan Program Biotanol Tebu untuk Ketahanan Energi di Mojokerto

“Dalam beragama itu tidak boleh abai (tafrid), yakni tidak punya kepedulian terhadap masalah agama, masalah dakwah, tidak peduli. Itu tafrid. Tapi tidak juga ifrad, yakni berlebihan sampai memaksa orang, memaki orang, dakwahnya itu sampai berlebihan,” terangnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Martyasari Rizky
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty

Bagikan Artikel: