Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bicara Gerakan Non-Blok dan Konferensi Asia-Afrika, Megawati: Inilah Ruh Solidaritas Antarbangsa!

Bicara Gerakan Non-Blok dan Konferensi Asia-Afrika, Megawati: Inilah Ruh Solidaritas Antarbangsa! Kredit Foto: Tangkap Layar/YouTube Arsip Nasional RI
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden RI ke-5, Megawati Soekarnoputri memaparkan bahwa Konferensi Asia-Afrika memiliki prinsip non-intervensi atas kedaulatan bangsa-bangsa lain. Dia juga menyebut, Dasar Sila Bandung telah menjadi Piagam Kemerdekaan bagi bangsa yang berjuang melepas penjajahan di negaranya.

"Aljazair adalah sedikit contoh negara-negara yang kemudian merdeka. Bangsa-bangsa yang baru merdeka tersebut benar-benar digerakkan oleh suatu tekad agar, penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan," kata Megawati dalam pidatonya di acara Bandung Belgrade Havana in Global History and Perspective, Jakarta, Senin (7/11/22).

Baca Juga: Tak Heran Sama Manuver Endorse Jokowi, Elite Megawati Buka-bukaan: Jangankan Prabowo...

Dia memaparkan, sejarah mencatat bahwa Konferensi Asia Afrika dan Gerakan Non-Blok menjadi satu napas perjuangan umat manusia bagi tata dunia baru yang mengedepankan penghormatan terhadap kemerdekaan, kesetaraan antar bangsa, keadilan, dan nilai-nilai kemanusiaan bagi terwujudnya perdamaian dunia.

"Karena itulah tidak berlebihan sekiranya saya mengatakan, bahwa Konferensi Asia-Afrika telah menjadi dasar dan ruh, bagi terbangunnya solidaritas antar bangsa; dan Gerakan Non-Blok menjadi wadah, menjadi gerakan pembebasan bangsa-bangsa dari himpitan perang dunia dan penjajahan yang masih berjalan pada waktu itu," terangnya.

Megawati menuturkan, Gerakan Non-Blok telah mengubah sebuah gambaran landscape sistem internasional. Perubahan fundamental terjadi, kata Megawati, ketika atas nama kemerdekaan bangsa-bangsa, Gerakan Non-Blok menyatukan bangsa-bangsa berhaluan progresif, untuk berdaulat dan berani keluar dari kepungan kedua blok raksasa yang pada waktu itu saling bertikai, yakni yang disebut Blok Barat di bawah pimpinan Amerika Serikat, dan Blok Timur di bawah pimpinan Uni Soviet.

Dia juga menuturkan, pandangan bangsa-bangsa Asia-Afrika, baik Blok Barat maupun Blok Timur, keduanya terus mengandung benih-benih kolonialisme, dan imperialisme sebagai hal yang paling ditentang eksistensinya di dalam Konferensi Asia Afrika.

"Setelah Konferensi Asia Afrika, kalau kita tahu dan lihat dari dokumentasi yang ada, maka begitu banyak negara-negara di Asia-Afrika yang segera bisa merdeka," katanya.

Baca Juga: Tuntutan Habib Rizieq Cs, Masalah Ijazah Palsu Jokowi Tak Bisa Disepelekan: Lebih Baik Mundur...

"Ini mungkin menjadi pekerjaan rumah kita juga di kemudian hari. Karena itulah Gerakan Non-Blok benar-benar menjadi motor perubahan wajah dunia dari bi-polar menjadi multipolar," jelasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Andi Hidayat
Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: