Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pendiri Twitter Kecewa Berat dengan Elon Musk, Permohonan Maaf Sebesar-Besarnya Kepada Ribuan Karyawan Twitter yang Kena PHK!

Pendiri Twitter Kecewa Berat dengan Elon Musk, Permohonan Maaf Sebesar-Besarnya Kepada Ribuan Karyawan Twitter yang Kena PHK! Kredit Foto: Reuters/Toby Melville
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pendiri Twitter Jack Dorsey meminta maaf kepada karyawan perusahaan yang baru saja dipecat setelah mereka diberhentikan di bawah manajemen baru yang dipimpin oleh Elon Musk usai miliarder itu mengambil alih Twitter.

Musk dilaporkan melakukan PHK sebanyak 7.500 karyawan Twitter minggu lalu beberapa hari setelah menutup kesepakatan untuk membeli perusahaan seharga USD44 miliar (Rp689 triliun) itu. Pada hari Jumat, sang CEO Tesla membela langkah itu dengan mengatakan bahwa dia tidak punya pilihan lain kecuali mengurangi tenaga kerja perusahaan barunya karena alasan keuangan.

Dorsey menyampaikan permintaan maafnya kepada karyawan yang terkena dampak keputusan tersebut dalam sepasang tweet yang dibagikan pada hari Sabtu, sehari setelah PHK dimulai.

Baca Juga: Elon Musk Bakal Kembalikan Akun Donald Trump, Kata Sang Mantan Presiden AS: Saya Senang Twitter di Tangan Orang Waras

"Saya menyadari banyak yang marah kepada saya," tulisnya. "Saya memiliki tanggung jawab mengapa semua orang berada dalam situasi ini: saya membesarkan ukuran perusahaan terlalu cepat. Saya minta maaf untuk itu."

Dalam tweet hari Sabtu, melansir People di Jakarta, Selasa (8/11/22) Dorsey mengatakan dia yakin karyawan Twitter yang kuat dan tangguh akan menemukan cara untuk melewati betapa sulitnya saat ini.

Musk saat ini sedang digugat oleh beberapa karyawan Twitter karena diduga melakukan PHK besar-besaran yang melanggar Undang-Undang Pemberitahuan Penyesuaian dan Pelatihan Kembali Pekerja (WARN), yang mengharuskan pemberi kerja memberikan pemberitahuan setidaknya 60 hari sebelum langkah tersebut.

Karyawan meminta pengadilan untuk mengeluarkan perintah yang akan mengharuskan Twitter untuk mengikuti WARN Act (WARN) dan membatasi perusahaan dari mendesak karyawan untuk menandatangani dokumen yang dapat melepaskan hak mereka untuk melakukan tindakan hukum terhadapnya.

Sementara itu, Dorsey sedang dalam proses memproduksi aplikasi sosial baru bernama "Bluesky" yang diharapkan akan menjadi pesaing bagi perusahaan mana pun yang mencoba memiliki dasar-dasar yang mendasari media sosial atau data orang-orang yang menggunakannya.

Dorsey mengundurkan diri sebagai CEO Twitter pada November 2021, dan pernah tampak mendukung keputusan Musk untuk membeli Twitter.

Pada bulan April, ketika Musk pertama kali setuju untuk membeli perusahaan, Dorsey mengatakan bahwa miliarder itu adalah solusi tunggal yang ia percayai untuk Twitter.

"Saya percaya misinya untuk memperluas cahaya kesadaran," tulisnya. "Tujuan Elon untuk menciptakan platform yang 'dapat dipercaya secara maksimal dan inklusif secara luas' adalah yang benar."

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: