NasDem Bisa Terdiam, Majelis Umat Kristen Indonesia Gak Mau Dukung Anies Baswedan: Rekam Jejaknya...
Ketua Majelis Umat Kristen Indonesia (MUKI) Sumatera Utara Dedy Muritz W. Simanjuntak menyatakan pihaknya tak mau dikaitkan dengan Anies Baswedan.
Pihaknya bahkan mengecam keras lembaganya dinilai telah mendukung mantan menteri pendidikan tersebut di Pilpres 2024.
"Saya mengecam pihak yang mengatasnamakan MUKI pada saat kedatangan Anies ke Medan. Sikap MUKI sudah sangat jelas, tidak terlibat dalam semua aktivitas berkaitan dengan pencalonan Anies Baswedan."
"Jika ada pihak tertentu yang mengatasnamakan MUKI, sudah bisa dipastikan itu bukan sikap MUKI yang sah dan resmi," ujar Dedy dalam keterangannya, Selasa (8/11).
Dedy menegaskan pihaknya menolak dikaitkan dengan Anies karena sejak lama fokus mengedukasi masyarakat untuk memilih kandidat pemimpin yang mampu menjaga keutuhan NKRI.
"MUKI menganut politik kebangsaan dan berdiri serta berjuang untuk keutuhan NKRI. Setelah kami mendengar masukan dari banyak pihak dan melihat dinamika Pilkada DKI 2017, kami memutuskan untuk mengeluarkan surat aspirasi (menolak dikaitkan dengan Anies)," ucapnya.
Baca Juga: Ade Armando Harus Dengar, Kawan Prabowo Satu Suara Sama Jokowi: Janganlah Membawa-bawa Agama...
Menurut Dedy, MUKI sejauh ini telah menetapkan kriteria calon pemimpin nasional sesuai amanah UUD 1945 dan Pancasila.
Yaitu, tidak diskriminatif, tidak membeda-bedakan manusia berdasarkan suku, antargolongan, ras dan agama.
"Pilkada DKI terakhir sudah menjadi bukti yang kuat terhadap politik identitas. Kalau disebut itu (permainan) tim suksesnya, perlu diketahui dia tentu bagian dari permainan itu."
"Kami memaafkan Anies, tetapi rekam jejak tentu tak bisa dihapus," katanya.
Dedy juga mengatakan MUKI tidak akan ikut dalam politik praktis dan tak berpihak kepada salah satu pasangan kandidat presiden yang akan maju di pilpres 2024 mendatang.
MUKI Sumatera Utara hanya akan berperan mengedukasi masyarakat agar memilih calon pemimpin yang memiliki rekam jejak baik dan menghargai keberagaman yang ada di Indonesia.
"Wajar MUKI mengimbau masyarakat berhati-hati agar tidak memilih pemimpin nasional yang selalu memainkan politik identitas," katanya.
Dedy juga mengingatkan para pemimpin umat Kristiani di Sumatera Utara untuk tidak bermain-main dengan politik praktis.
Baca Juga: Orang Demokrat Heran Bukan Main Lihat Tingkah Jokowi Soal Pilpres 2024: Baru Kali Ini Presiden...
"Kami mengingatkan pendeta untuk tidak berpolitik praktis agar tidak terjadi masalah di umat Kristen. Kalau pendetanya saja sudah berpolitik praktis pasti umat terpolarisasi," kata Dedy.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar