Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dirut Pertamina Hulu Energi Beberkan Tantangan dalam Kelola Lapangan Hulu Migas

Dirut Pertamina Hulu Energi Beberkan Tantangan dalam Kelola Lapangan Hulu Migas Kredit Foto: Pertagas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Wiko Migantoro mengatakan terdapat beberapa tantangan dalam mengelola lapangan Hulu minyak dan gas (migas) di Indonesia. 

Beberapa tantangan tersebut di antaranya adalah terkait penurunan produksi secara alamiah yang cukup besar.

"Adalah lebih besar dari 50 persen pada mature block (lapangan berusia tua) dari beberapa key performance," ujar Wiko saat rapat dengar pendapat dengan komisi VII DPR RI, Rabu (9/11/2022).

Baca Juga: Pertamina Hulu Energi Pesimistis Target Produksi Migas 2022 Tak Tercapai

Wiko mengatakan kendala berikutnya adalah terkait kondisi cekungan yang mengandung air dan berpotensi mengubah saturasi dari minyak yang ditambang. 

"Heterogenity batuan penurunan cadangan dari interfield atau easy oil. Peluang di lokasi yang lebih sulit dan mahal memerlukan keberanian balancing risiko investasi potensi EOR di lokasi new play percepatan transformasi reserve to roduction," ujarnya.

Lanjutnya, juga terkait surface fasility risiko keandalan fasilitas menjadi isu yang menantang, di mana mayoritas fasilitas produksi regional satu sampai dengan tiga telah berumur lebih dari 30 tahun. 

Begitupun terkait dengan limitasi akses infrastruktur monetisasi cadangan terutama di Indonesia Timur serta biaya operasi untuk pengoperasian aging and develop field.

"Upaya optimasi biaya operasi ini telah diterapkan di PHE melalui program optimus di mana capaiannya hingga saat ini kita saving sebesar US$160 juta," ungkapnya. 

Lebih lanjut, Wiko mengatakan tantangan dari sisi bisnis juga cukup menantang, salah satunya adalah terkait fluktuasi harga minyak dunia yang memengaruhi keekonomian proyek pengembangan. 

"Hal ini tercermin pada tahun 2015 dan 2020, di mana prioritasisasi program director to production dilakukan guna menjaga menjaga rasio finansial perusahaan. Kepastian pasar gas merupakan salah satu aspek penentu pengembangan proyek gas yang memerlukan pemimpin and buyer," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: