Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ajak Bawahannya untuk Tiru Sifat Rasulullah, Menaker: Jangan Korupsi!

Ajak Bawahannya untuk Tiru Sifat Rasulullah, Menaker: Jangan Korupsi! Kredit Foto: Kemenaker
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Ketengakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengajak Aparatur Sipil Negara di lingkungan Kemenaker agar meneladani pribadi dan sifat Nabi Muhammad SAW. Semangat mencontoh pribadi Rasulullah hendaknya bukan hanya dihafal saja, melainkan juga perlu dihidupkan atau diaplikasikan dalam bentuk sikap nyata. 

Ida Fauziyah menyebut dalam konteks secara umum maupun di lingkungan ketenagakerjaan, salah satunya ialah tak mengambil sesuatu yang bukan menjadi haknya (korupsi), baik secara individu maupun berkelompok, baik bernilai kecil maupun besar. Selama ini, korupsi sering kali dimaklumi ketika nilainya kecil dan tidak signifikan serta dijustifikasi atas nama kesejahteraan.

Baca Juga: Kemenaker Dapat Apresiasi Komisi IX DPR-RI Atas Kebijakan dalam Hadapi Ancaman Resesi

"Namun, pemakluman akan menciptakan preseden bagi pemakluman-pemakluman serupa. Pada akhirnya korupsi menjadi bernilai besar, dilakukan secara beramai-ramai, dan bersifat sistemis. Hal ini dapat berpengaruh pada performa kinerja suatu kementerian/lembaga," ujar Ida Fauziah dalam sambutan peringatan Maulud Nabi Muhammad 1444 H/2022 M di gedung Serbaguna Kemenaker, Jakarta, mengutip dari siaran resmi Biro Humas Kemenaker, Rabu (9/11/2022). 

Sifat Rasulullah lain yang perlu dicontoh ialah mengerjakan pekerjaan secara sungguh-sungguh untuk mencapai hasil optimal. Bukan sebaliknya, pekerjaan dilakukan hanya untuk menggugurkan tanggung jawab.

"Keputusan untuk bekerja dan tetap bekerja menunjukkan sebuah komitmen dalam bekerja yang harus dipenuhi," kata Ida Fauziyah. 

Dalam konteks bekerja, ASN diposisikan sebagai pengabdi masyarakat dan digaji dengan uang masyarakat. Karena itu, Ida Fauziyah berpendapat, terdapat tanggung jawab moral untuk bekerja dan melayani masyarakat dengan sungguh-sungguh. "Pilihan untuk bekerja atau tetap bekerja sebagai ASN menciptakan komitmen kerja yang perlu Bapak/Ibu penuhi," ujarnya.

Di sisi lain, Ida Fauziyah menilai perlu menciptakan lingkungan kerja yang dapat mendukung peneladanan sifat Rasulullah. Misalnya, pengawasan lebih ketat terhadap pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan ASN. Kemudian, keberadaan sistem insentif dan sanksi sesuai dengan performa pegawai (dari proses dan hasil pekerjaan, bukan dari kehadiran di kantor semata). 

"Jika hanya dilakukan perubahan pola pikir atau lingkungan kerja saja, perbaikan yang dilakukan akan menjadi sia-sia. Hal ini disebabkan keduanya memiliki keterkaitan kompleks dan tidak mungkin dipisahkan untuk menciptakan lingkungan kerja yang baik dan mendorong performa kerja yang tinggi," katanya.

Baca Juga: Serikat Buruh Migran Indonesia Dirikan Minimarket, Kemenaker Harap Dapat Sejahterakan PMI

Ida Fauziyah berharap peringatan maulid menjadi momentum bagi ASN untuk meneladani sifat dan perilaku Rasulullah SAW dan mengimplementasikannya pada kegiatan kerja sehari-hari. "Sehingga pekerjaan yang kita lakukan bisa membawa keberkahan dan juga berkontribusi positif bagi pembangunan dan masyarakat sesuai tugas kita sebagai ASN," ujarnya.

Di akhir peringatan Maulid, diisi tausiah dan hikmat Maulid Nabi Muhammad SAW oleh KH Muhammad Yusuf Chudlori (Gus Yusuf), pimpinan Pondok Pesantren Assalafi Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Martyasari Rizky
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: