Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Waspada Saat Melihat Capaian Pertumbuhan Ekonomi, Menteri Bahlil: Jangan Terbuai!

Waspada Saat Melihat Capaian Pertumbuhan Ekonomi, Menteri Bahlil: Jangan Terbuai! Kredit Foto: Laras Devi Rachmawati
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Investasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia meminta agar Indonesia tidak boleh terbuai dengan realisasi pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,72% (year-on-year/yoy), di mana angka tersebut juga merupakan angka tertinggi sejak kuartal II-2022 (7,07%) atau dalam lima kuartal terakhir.

Bahlil menilai, pertumbuhan ekonomi kuartal III-2022 yang mencapai 5,72% tidak bisa menjadi tolak ukur untuk menghadapi ancaman dari resesi global di tahun depan. Pasalnya, angka dari pertumbuhan ekonomi tersebut diambil dari titik acuan pertumbuhan yang digunakan digunakan per kuartal ketiga tahun 2021, yang terbilang rendah dan tidak lebih dari 4%.

Baca Juga: Sosialisasikan Langsung Pemberian NIB kepada Pelaku Usaha, Ini Pesan Bahlil!

"Nah hati-hati, saya ada sedikit berbeda pendapat dengan sebagian orang yang mengatakan bahwa ekonomi Indonesia akan baik-baik saja. Saya jujur saja, pertumbuhan ekonomi kita 5,72% jangan kita terbuai, karena baseline  kita pada kuartal yang sama di tahun 2021 itu tidak sampai 4%, beda dengan baseline kita di kuartal kedua 2021," jelas Bahlil dalam Konferensi Pers “Investasi Terus Tumbuh Topang Pertumbuhan Ekonomi”, dipantau secara daring, Kamis (10/10/2022).

Sementara itu, Bahlil memperkirakan bahwa pada kuartal keempat tahun 2022, seluruh negara di dunia akan memulai pada sebuah tantangan baru jika kondisi global yang tak kunjung membaik.

"Jadi kita jangan euforia. Gembira OK, tapi jangan euforia, dan jangan sampai kemudian kita seolah-seolah sudah tidak ada tantangan ke depan," ujar Bahlil.

"Di tahun 2023, Saya berani taruhan bahwa ekonomi kita, ekonomi global tidak akan sebaik 2022, kalau tidak mampu kita memastikan stabilitas," lanjutnya.

Baca Juga: Lihat Kemampuan Berpikirnya, Kualitas Jokowi Dinilai Kalah Jauh Sama SBY: Dia Tak Pernah Demo...

Adapun stabilitas yang dimaksudnya, ialah stabilitas politik, stabilitas keamanan, maupun stabilitas kebijakan yang kontinu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Martyasari Rizky
Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: