Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Diam-diam Ada Perseteruan Elon Musk Vs Joe Biden dalam KTT G20, Ternyata Oh Ternyata...

Oleh: Achmad Nur Hidayat, Pakar Kebijakan Publik

Diam-diam Ada Perseteruan Elon Musk Vs Joe Biden dalam KTT G20, Ternyata Oh Ternyata... Kredit Foto: Rena Laila Wuri
Warta Ekonomi, Jakarta -

Elon Reeve Musk CEO Tesla, CEO SpaceX, dan saat ini juga menjadi CEO Twitter yang sebelumnya digadang-gadang akan hadir pada pertemuan B20 di Bali ternyata tidak jadi datang. Elon menghadiri forum tersebut melalui virtual dari kediamannya di Amerika Serikat menggunakan baju batik warna hijau dan dalam kondisi mati lampu menurutnya.

Kemunculan Elon yang tidak proper untuk tampil dalam sebuah gelaran internasional tersebut tentunya sangat disayangkan, kata ekonom dan pakar kebijakan publik Narasi Institute Achmad Nur Hidayat.

Baca Juga: Kerja Lembur 24/7, Elon Musk Curhat di KTT G20 Bali: Saya Punya Terlalu Banyak Pekerjaan

"Untuk tampil dalam sebuah gelaran forum internasional mestinya dia bisa lebih menyiapkan diri secara lebih baik. Apalagi baik dari  pemerintah Indonesia maupun penyelenggara acara KTT G20 sangat berharap Elon Musk datang langsung ke Indonesia," katanya dalam keterangan tertulis.

"Bahkan sampai Presiden Joko Widodo dan Menko Luhut mendatangi Elon langsung ke kantor Tesla di Amerika sana," imbuhnya.

Achmad menilai, bangsa Indonesia patut untuk kecewa terhadap CEO Tesla itu. Alasannya karena ketidak hadirannya maupun penampilannya dalam perhelatan forum B20 ini yang dinilai tidak proper. 

Spekulasi ketidak hadiran Elon dalam perhelatan KTT G20 yaitu forum B20 ini memang menjadi pertanyaan bagi publik. Alasan ketidak hadirannya karena urusan pekerjaan yang tidak bisa dia tinggalkan tentu patut dipertanyakan.

"Karena untuk urusan perkerjaan sebetulnya dapat Elon delegasikan kepada tim bisnisnya. Sementara Elon bisa untuk tetap hadir ke Indonesia menghadiri forum B20," jelas Achmad.

Alasan yang lebih masuk akal, terang pakar Narasi Institute, terkait ketidak hadiran sang CEO kendaraan listrik itu pada perhelatan KTT G20 di Bali adalah perseteruannya dengan Presiden AS Joe Biden. Diketahui bahwa di AS terjadi ketegangan antara Biden dengan Musk.

"Tesla perusahaan Elon membuka pabrik di Shanghai China di mana Elon sendiri diketahui memiliki hubungan yang cukup baik dengan Presiden China saat ini Xi Jinping. Hal ini tentu saja tidak sejalan dengan kebijakan Luar Negeri Pemerintah AS terhadap China," tuturnya.

Sementara itu, pada konflik Rusia-Ukraina CEO SpaceX itu sendiri di awal terjadinya konflik "ikut terlibat" dalam konflik ini dengan mengirim satelit Starlink, korporasi internet milik Elon.

Menurut informasi awal, Starlink ini membantu jaringan internet pasukan Ukraina yang dihancurkan oleh Rusia namun belakangan ketika Elon bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, peran StarLink menjadi tidak optimal.

"Ini tentu saja membuat pemerintah Amerika Serikat yang merupakan motor NATO yang men-support Ukraina melawan Rusia marah kepada Elon Musk," tegas Achmad.

"Dan puncak ketegangan antara Joe Biden dan Elon adalah ketika Elon akhirnya resmi membeli Twitter. Di mana investor yang memodali Elon membeli Twitter adalah dari Arab Saudi dan Qatar," sambungnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: