Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Presiden Jokowi Luncurkan JETP pada KTT G20

Presiden Jokowi Luncurkan JETP pada KTT G20 Presiden Joko Widodo menghadiri upacara penutupan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-40 dan ke-41 ASEAN serta KTT terkait lainnya di Hotel Sokha, Phnom Penh, Kamboja, Minggu (13/11/2022). Upacara penutupan KTT ASEAN 2022 itu sekaligus penyerahan keketuaan ASEAN dari Kamboja ke Indonesia. | Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) mengatakan Indonesia berkomitmen untuk menggunakan transisi energi Indonesia untuk mencapai ekonomi hijau dan mendorong pembangunan berkelanjutan.

Dalam hal ini mengurangi emisi GRK dan mendukung masyarakat yang berdampak seperti mencapai puncak untuk emisi total sektor ketenagalistrikan pada tahun 2030 dengan menggeser proyeksi puncak emisinya ke depan.

Selain itu, membatasi emisi sektor ketenagalistrikan sebesar 290 megaton CO2 pada tahun 2030, yang turun dari nilai dasar sebesar 357 MT CO2. Menetapkan target untuk mencapai net zero emissions (NZE) di sektor ketenagalistrikan pada tahun 2050, memajukan target NZE di sektor ketenagalistrikan Indonesia sepuluh tahun lebih cepat.

Baca Juga: Kedatangan FIFA di KTT G20 Makin Percepat Transformasi dan Kemajuan Sepak Bola Nasional

"Mempercepat penyebaran energi terbarukan sehingga pembangkit energi terbarukan berfungsi setidaknya 34% dari seluruh pembangkit listrik Indonesia pada tahun 2030, dan akan menggandakan total penyebaran energi terbarukan selama dekade ini dan dibandingkan dengan rencana saat ini," kata Jokowi dalam keterangan tertulisnya, Rabu (16/11/2022).

Sebelumnya, Presiden Jokowi dan para pemimpin International Partners Group (IPG) dari negara-negara mitra, dipimpin bersama oleh Amerika Serikat dan Jepang, termasuk Kanada, Denmark, Uni-Eropa, Prancis, Jerman, Italia, Norwegia, dan Inggris, meluncurkan Just Energy Transition Partnership (JETP) pada acara Partnership for Global Infrastructure and Investment (PGII) di KTT G20 pada tanggal 15 November 2022.

Kemitraan ini sangat penting untuk mendukung transisi energi di sektor ketenagalistrikan yang ambisius dan adil di Indonesia dan konsisten dengan menjaga agar batas pemanasan global tetap di bawah 1,5°C.

Dukungan Dari Berbagai Negara

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden mendukung langkah cepat yang diambil Indonesia melalui pengembangan kemitraan ini.

"Indonesia telah menunjukkan kepemimpinan dan ambisi yang luar biasa selama pengembangan kemitraan ini," ungkap Joe Biden.

Menurutnya, target baru yang dipercepat menunjukkan bagaimana negara dapat mengurangi emisi dan meningkatkan energi terbarukan dengan memajukan komitmen untuk menciptakan lapangan kerja berkualitas dan melindungi mata pencaharian masyarakat.

Perdana Menteri Jepang Kishida Fumio menyambut baik peluncuran serta akan mendukung kemitraan ini.

"Jepang menyambut baik peluncuran kemitraan, yang mendukung komitmen Indonesia terhadap target 1,5 derajat. Jepang akan terus memimpin kemitraan bersama dengan AS, berkoordinasi dengan negara-negara mitra lainnya, dan mempercepat transisi Indonesia yang realistis namun ambisius dari batu bara ke alternatif energi terbarukan dengan keterlibatan sektor swasta lebih lanjut," Fumio.

Untuk mencapai target ini, kemitraan jangka panjang ini bermaksud untuk memobilisasi dana awal sebesar $20 miliar USD dalam pembiayaan publik dan swasta selama periode 3 hingga 5 tahun, menggunakan campuran hibah, pinjaman lunak, pinjaman dengan suku bunga pasar, jaminan, dan investasi swasta.

Baca Juga: Gala Dinner KTT G20, Potret Jokowi Kenakan Baju Adat Bali Payas Agung

Kontribusi untuk JETP termasuk $10 miliar dari sektor publik, dan $10 miliar dari investasi swasta melalui lembaga keuangan swasta yang dikoordinasikan oleh Glasgow Financial Alliance for Net Zero (GFANZ), termasuk Bank of America, Citi, Deutsche Bank, HSBC, Macquarie, MUFG, dan Standard Chartered. Kemitraan ini juga akan memanfaatkan keahlian, sumber daya, dan operasional dari bank pembangunan multilateral.

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengungkapkan pengembangan energi bersih adalah faktor penting untuk mengatasi perubahan iklim dan siap untuk membantu Indonesia mewujudkan kemitraan ini.

"Mengembangkan energi bersih adalah hal utama mengatasi perubahan iklim dan bergerak ke ekonomi global yang lebih aman, berkelanjutan, dan kuat. Melalui kemitraan baru ini, Kanada akan membantu Indonesia memenuhi tujuan iklim dengan mendorong pembangkit energi terbarukan, berinvestasi pada masyarakat dan pekerja, serta mengurangi emisi sekaligus meningkatkan ketahanan energi," ungkap Trudeau.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: