Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

PLN Menangkan Tarif Listrik PLTB Terendah Sepanjang Sejarah

PLN Menangkan Tarif Listrik PLTB Terendah Sepanjang Sejarah Kredit Foto: PLN
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT PLN (Persero) berhasil mendapatkan penawaran tarif listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Bayu/Angin (PLTB) terendah sepanjang sejarah, yaitu 5,5 cUSD/kwh atau sen dolar per kilo Watt hour (kWh).

Penawaran tersebut didapat dari konsorsium Total Eren dan PT Adaro Power yang memenangkan  tender pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Tanah Laut, Kalimantan Selatan, berkapasitas 70 MW. 

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, penawaran tersebut merupakan yang terendah dalam sejarah pembangunan PLTB di Indonesia.

Baca Juga: MHI Bersama PLN Jalin Kerja Sama Percepat Dekarbonisasi Sistem Energi

Sebagaimana diketahui dalam pembangunan PLTB di Sidrap, penawaran terendah adalah sebesar 11 cUSD/kWh, kemudian di Jeneponto turun lagi sebesar 10 cUSD/kWh, sedangkan penawaran konsorsium dua perusahaan tersebut adalah sebesar 5,5 cUSD/kWh.

"Penetapan pemenang sebagai pengembang proyek merupakan salah satu milestone penting untuk menuju tahapan selanjutnya yaitu penandatanganan Perjanjian Jual Beli Listrik (PJBL) dan Financial Close," ujar Darmawan dalam keterangan tertulis yang diterima, Kamis (17/11/2022). 

Darmawan mengatakan sesuai arahan pemerintah, PLN terus mendorong target net zero emission pada 2060. Oleh karena itu potensi angin yang cukup besar di daerah Tanah Laut, Kalimantan Selatan, akan dimaksimalkan pemanfaatannya dengan pembangunan PLTB.

Bukan hanya itu, PLN juga melakukan sejumlah inisiatif dalam mendukung agenda transisi energi yang dicanangkan pemerintah. Salah satunya melalui penambahan pembangkit hijau dengan memanfaatkan potensi energi baru terbarukan (EBT) yang ada di daerah-daerah.

PLTB dengan kapasitas 70 MW yang dilengkapi dengan sistem penyimpanan energi baterai atau Battery Energy Storage System (BESS) sebesar 10 MWh ini ditargetkan dapat memperkuat pasokan listrik di sistem interkoneksi Kalimantan pada tahun 2024.

Kehadiran PLTB Tanah Laut diharapkan dapat berperan dalam mengurangi emisi CO2 sebesar 220.000 ton per tahun dan berkontribusi dalam pencapaian target pengurangan emisi CO2 secara nasional sebesar 34,8 persen.

Presiden Direktur PT Adaro Energy Indonesia Tbk (Adaro) Garibaldi Thohir mengatakan Adaro terus berupaya melakukan transformasi dan tumbuh menjadi perusahaan yang lebih ramah lingkungan. 

“Proyek ini menunjukkan komitmen kami dalam membangun Adaro yang lebih hijau melalui pilar Adaro Green, yang fokus pada pengembangan berbagai sumber energi baru terbarukan. Selain itu, proyek ini juga akan semakin meningkatkan kontribusi Adaro untuk masa depan Indonesia yang lebih hijau," ujarnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: