Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perkuat Dukungan Internasional untuk World Mangrove Center, KLHK Gelar Talkshow di COP27 UNFCCC

Perkuat Dukungan Internasional untuk World Mangrove Center, KLHK Gelar Talkshow di COP27 UNFCCC Kredit Foto: Antara/Moch Asim
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pusat Standardisasi Instrumen Pengelolaan Hutan Berkelanjutan (Pustarhut) menyelenggarakan talkshow "World Mangrove Center: An Integrated and Sustainable Mangrove Management, International Support for Indonesia's FOLU Netsink 2030" pada salah satu sesi COP27 UNFCCC di Sharm El Sheikh, Mesir, Selasa, 15 November 2022.

Hadir sebagai pembicara kunci, Kepala BSILHK Ary Sudijanto, dan 4 speaker yaitu Ayu Dewi Utari (Sekretaris Utama BRGM), Wening Sri Wulandari (Kepala Pustarhut), Barbara Schnell (Policy of Development Sector KfW), serta Virni Budi Arifanti (Peneliti Senior BRIN). Sesi paparan dan diskusi dipandu oleh Haruni Krisnawati dari BRIN.

Baca Juga: Peduli Lingkungan & Terapkan ESG, PTK Tanam 1.000 Mangrove di Pulau Barrang Caddi-Makassar

Kepala BSILHK Ary Sudijanto menegaskan, Indonesia menaruh perhatian besar terhadap perlindungan ekosistem mangrove, yang mampu menyimpan cadangan karbon 3-5 kali lebih banyak dibanding tipe hutan tropis lainnya.

“Sebagai pemilik hutan mangrove sebesar 23% dari mangrove dunia dengan keragaman flora dan fauna, serta concern yang tinggi terhadap perlindungan mangrove,  Indonesia mengembangakan inisiatif pembangunan World Mangrove Center” ungkap Ary Sudijanto dalam keterangan tertulisnya, Minggu (20/11/2022).

Kemudian, Ayu Dewi Utari mengatakan salah satu strategi Indonesia dalam pencapaian target FOLU Net Sink 2030 adalah menargetkan restorasi seluas 600.000 ha hutan mangrove, pada periode 2021-2024, termasuk di dalamnya kegiatan reforestasi, rehabilitasi dan perlindungan ekosistem mangrove. Upaya tersebut, menurut Ayu memerlukan partisipasi aktif dan kolaborasi dari berbagai stakeholder.

Baca Juga: Menkeu Luncurkan Program Impementasi Pembelajaran Terintegrasi di Lingkungan Kemenkeu

Sementara, Virni Budi Arifanti mengatakan pengelolaan mangrove menghadapi tantangan dari aspek teknis yaitu adanya konversi mangrove.

“Berdasarkan hasil penelitian, emisi yang dihasilkan dari 1 kg udang yang dihasilkan dari lahan bekas mangrove sama dengan emisi 2074 liter bahan bakar. Padahal, konservasi mangrove dapat berkontribusi lebih besar dalam pencapaian target NDC Indonesia apabila ekosistem yang sudah ada tetap dijaga,” terang Virni.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty

Bagikan Artikel: