Tak banyak usaha mikro kecil menengah yang peduli terhadap penyandang diabilitas. Satu di antaranya adalah Arsyadina, UMKM yang bergerak di bidang konveksi di kawasan Jalan Simo Sidomulyo V Nomor 5, Surabaya.
Ada 15 penyandang disabilitas bekerja di Aryasina. Merela sudah menandatangi kontrak kerja pada 1 November 2022 lalu. Ke-15 penyandang disabilitas sebelumnya menjalani masa training atau magang selama hampir dua bulan. Dalam proses itu, Arsyadina dibantu dua orang yang memiliki kemampuan berkomunikasi dengan mereka saat bekerja.
Baca Juga: Gelar Pesta Rakyat, Rencana Erick Thohir Gandeng UMKM Di Pernikahan Kaesang Diapresiasi
"Karena terbukti sudah bisa menjalankan pekerjaan sesuai instruksi, akhirnya kami kontrak mereka selama setahun," kata M. Arif Sayfuddin, owner Arsyadina, saat ditemui Warta Ekonomi di Surabaya, Rabu (23/11/2022).
Selain meneken surat kontrak kerja, kata Arif sapaannya, para penyandang disabilitas juga menerima buku tabungan Bank BRI. Berikut seperangkat seragam kerja berupa kemeja dan kaus.
Arief lalu menceritakan, ke-15 penyandang disabilitas tersebut sebelumnya melamar di Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Surabaya. Oleh Disnaker kemudian disalurkan ke beberapa perusahaan dan pelaku usaha yang membutuhkan, salah satunya Arsyadina.
Kata dia, ada 26 orang bekerja di Arsyadina dengan 15 orang di antaranya merupakan penyandang disabilitas. "Ada 8 orang lulusan Sekolah Luar Biasa (SLB) Karya Mulia Surabaya. Lima orang lainnya berasal dari SLB lain," terang urai pria kelahiran Surabaya, 25 Januari 1989 ini.
Para penyandang disabilitas itu, imbuh Arif, ditempatkan di divisi sesuai keterampilan yang dimiliki. Ada yang ditempatkan bagian memotong, menjahit, dan cleaning service.
Arsyadina didirikan oleh pasangan suami istri M. Arif Sayfuddin dan Muta'alliqu Rusydina. Mereka mulai merintis usaha sejak tahun 2012. "Dulu, kami CMT atau orang biasa menyebut maklun. Hanya memotong bahan hingga siap dijahit. Termasuk pengukuran kain serta pemberian nomor," terang Arif.
Awal merintis bisnis konveksi, Arif bersama istrinya keliling menawarkan jasa ke teman-temannya. Juga beberapa orang yang dikenal. Dia sengaja tidak memasang iklan karena biayanya mahal. "Tahun 2013, kami mendapatkan order mengerjakan produk fashion beberapa brand ternama," kata Muta'alliqu Rusydina.
Ketika pandemi Covid-19, Arsyadina sempat mengerjakan hazmat dan masker pesanan Pemerintah Kota Surabaya dan beberapa perusahaan swasta di Surabaya. "Jumlahnya cukup banyak. Ribuan per minggunya. Yang jadi tantangan deadline-nya mepet-mepet. Alhmadulillah, kami bisa memenuhi," tutur Mita, panggilan karib Muta'alliqu Rusydina.
Baca Juga: BPDPKS Bergandengan Tangan dengan Aspekpir Kolaborasi Kembangkan UMKM Bikopra di Riau
Mita menambahkan, pihaknya tidak mengalami hambatan besar mempekerjakan para penyandang disabilitas karena mereka punya semangat dan kemauan keras untuk bekerja. Apalagi, kalau ada hal-hal baru yang sebelumnya belum mereka ketahui.
"Saya senang mereka kerasan, kami seperti keluarga baru," ungkap Mita.
Hingga kini, Arsyadina mengerjakan baju dan seragam dari beberapa organisasi perangkat daerah (OPD) di Pemerintah Kota Surabaya, antara lain Dinas Perdagangan, Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga serta Pariwisata, Dinas Kesehatan dan PDAM Surya Sembada. Juga ada beberapa order perusahaan swasta, salah satunya PT Telkom.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Mochamad Ali Topan
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: