Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

26 Sekolah di Cianjur Rusak Berat, Disdik Jabar Akan Beri Trauma Healing untuk Siswa/i Korban Gempa

26 Sekolah di Cianjur Rusak Berat, Disdik Jabar Akan Beri Trauma Healing untuk Siswa/i Korban Gempa Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Cianjur -

Sebanyak 26 sekolah, baik itu SMA dan SMK, terdampak gempa di Cianjur, Senin (21/11) siang. Dari 26 sekolah tersebut ada yang masuk dalam kategori rusak ringan, sedang, dan berat. Bahkan, sebanyak 12 siswa di SMKN 1 Cugenang harus mendapatkan perawatan hingga dilarikan ke Puskesmas.

"Jadi total dari 26 itu hampir di 138 ruang kelas, termasuk ruang guru di antaranya rusak berat. Dari pantauan kami yang terberat di daerah Cugenang dan juga di daerah Cilaku, termasuk juga saya memantau di SMAN 1 Cianjur," kata Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Jawa Barat (Jabar) Dedi Supandi Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Jawa Barat (Jabar) Dedi Supandi kepada wartawan di Kabupaten Cianjur, Selasa (22/11/2022).

Baca Juga: Hulu Migas Bergerak Bantu Korban Gempa Cianjur

Melihat kondisi tersebut, Disdik Jabar akan memberikan trauma healing kepada siswa/i yang terdampak gempa bumi 5,6 Skala Richter (SR) di Kabupaten Cianjur. Upaya tersebut guna membantu siswa/i terbebas dari gangguan psikologis seperti kecemasan pascabencana.

Dedi mengatakan, upaya memberikan trauma healing ini dilakukan bersinergi dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3KB) Jawa Barat.

"Termasuk juga dengan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak, (P2TP2A) Jawa Barat untuk mencoba melakukan trauma healing bagi siswa-siswi yang kemarin terdampak gempa," ungkapnya.

Dedi menilai, penting memberi trauma healing kepada siswa/i mengingat gempa yang terjadi di Kabupaten Cianjur banyak menelan korban jiwa. Tak sedikit pula siswa/i yang merasakan dampak dari gempa tersebut.

Kendati sejumlah sekolah mengalami kerusakan, ia memastikan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan. Meski begitu, ada tiga pola yang dapat dipilih oleh satuan pendidikan sesuai dengan kondisi sekolahnya. Adapun tiga pola itu ialah daring, hybrid (luring dan daring), dan ada juga sistem shift (pagi dan siang).

"Kewenangan itu saya serahkan kepada satuan pendidikan atau sekolah untuk membuat kebijakan mana yang kira-kira bisa memudahkan dalam proses belajar mengajar tersebut," tegasnya.

Tiga pola KBM di wilayah Kabupaten Cianjur yang masuk dalam lingkungan Kantor Cabang Dinas (KCD) Wilayah VI Jawa Barat ini akan dipantau selama dua pekan. Selain itu, Dedi berpesan khusus kepada Kepala Sekolah dan KCD Wilayah VI Jabar agar menerapkan pola yang lebih ramah dalam Ujian Akhir Semester (UAS) di tanggal 5 Desember 2022 mendatang.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: