Amerika Nihil Bukti Soal Rusia Negara Pendukung Terorisme karena Hal Ini
Amerika Serikat tidak dapat menunjuk Rusia sebagai "negara sponsor terorisme" karena tidak sesuai dengan kriteria yang relevan, kata Duta Besar AS untuk Peradilan Pidana Global Beth Van Schaack, Selasa (22/11/2022). Dia mengomentari inisiatif serupa oleh anggota parlemen Eropa.
Parlemen Uni Eropa mengadopsi resolusi yang menyebut Rusia sebagai "negara sponsor terorisme" pada Rabu (23/11/2022).
Baca Juga: Menggelegar, Ancaman Ngeri Adik Kim Jong Un ke Amerika Ternyata di Luar Dugaan
“Penunjukan negara sponsor teror dalam hal cara hukum AS mendefinisikannya tidak cocok untuk Rusia di sini,” kata Van Schaack kepada wartawan. Dia menambahkan bahwa Washington saat ini sedang "menjajaki penunjukan potensial lainnya" yang akan memungkinkannya untuk menjatuhkan sanksi lebih lanjut terhadap Moskow.
Menurut Van Schaack, label seperti itu tidak diperlukan karena AS telah “memanfaatkan sanksi kami sampai tingkat yang luar biasa.”
Resolusi tidak mengikat oleh parlemen Uni Eropa didukung oleh 494 anggota parlemen sementara 58 menolak dan 44 abstain. Teks tersebut menekankan bahwa serangan Rusia terhadap "penduduk sipil Ukraina (dan) penghancuran infrastruktur sipil" sama dengan "kejahatan perang" dan "tindakan teror".
Dokumen tersebut juga meminta Brussel untuk mengembangkan kerangka hukum yang relevan yang memungkinkannya untuk secara resmi mencap seluruh negara sebagai sponsor terorisme, menambahkan bahwa saat ini hal itu tidak mungkin dilakukan.
Resolusi itu juga menuntut apa yang disebutnya "isolasi internasional komprehensif" terhadap Rusia, termasuk pengurangan lebih lanjut hubungan diplomatik dan penerapan sanksi babak baru dengan cepat.
“Kontak dengan perwakilan resminya di semua tingkatan (harus) dijaga seminimal mungkin,” kata dokumen itu.
Pada Selasa, Van Schaack mengatakan AS "sangat tertarik dengan apa yang dilakukan orang Eropa," menambahkan bahwa resolusi semacam itu "sangat berbobot." Dokumen parlemen UE sebagian besar bersifat simbolis karena tidak memaksakan komitmen hukum apa pun di Brussels.
Pada Rabu, Kementerian Luar Negeri Rusia mengecam penunjukan semacam itu sebagai cara bagi Barat untuk melegitimasi "tindakan pemaksaan sepihak" terhadap musuh mereka.
“Sejumlah negara yang mewakili 'kolektif Barat' menggunakan label seperti 'negara teroris,' 'rezim teroris' atau 'negara sponsor terorisme' untuk menunjuk negara-negara tersebut (yang mereka anggap) 'tidak disukai' dan tidak sesuai dengan persepsi mereka yang menyesatkan demokrasi,” Ivan Nechayev, wakil kepala Departemen Informasi dan Pers Kementerian Luar Negeri Rusia, mengatakan kepada media Rusia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: