Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Anwar Ibrahim Akhirnya Memimpin Malaysia, tapi Segudang PR Ikut Menanti

Anwar Ibrahim Akhirnya Memimpin Malaysia, tapi Segudang PR Ikut Menanti Kredit Foto: Reuters/Mohd Rasfan
Warta Ekonomi, Kuala Lumpur -

Ketua Pakatan Harapan (PH) Anwar Ibrahim dilantik sebagai perdana menteri ke-10 Malaysia pada Kamis (24/11/2022). Penunjukannya oleh Raja Malaysia Al-Sultan Abdullah pun mengakhiri lima hari krisis pascapemilu yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Anwar pun mengakhiri penantiannya selama 24 tahun untuk memimpin negara tersebut. Namun sebagai perdana menteri, ia harus mengatasi banyak permasalahan negara yang ada.

Baca Juga: Sah! Anwar Ibrahim Resmi Ditunjuk Raja Malaysia jadi Perdana Menteri

Anwar mengambil alih pada saat yang menantang salah satunya terkait masalah perekonomian. Ia harus mengatasi inflasi yang melonjak dan pertumbuhan lambat karena ekonomi belum lama pulih dari pandemi Covid-19.

Kebuntuan politik ikut memengaruhi pasar yang melonjak hingga terkait mata uang ringgit. Namun masalah yang paling mendesak adalah anggaran untuk tahun depan, yang telah diajukan sebelum pemilihan diadakan tetapi belum disahkan.

Selain itu juga masalah terkait ketegangan etnis. Negara terpecah setelah pemilihan yang ketat yang mengadu koalisi progresif Anwar melawan aliansi Muslim-Melayu yang dipimpin mantan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin yang sebagian besar konservatif.

Blok Muhyiddin termasuk partai Islam PAS, yang kemenangan elektoralnya menimbulkan kekhawatiran di antara anggota komunitas etnis Tionghoa dan etnis India, yang sebagian besar menganut agama lain.

Oleh karena itu, Anwar juga harus menegosiasikan kesepakatan dengan anggota parlemen dari blok lain untuk memastikan dia dapat mempertahankan dukungan mayoritas di parlemen.

Anwar yang berusia 75 tahun telah berkali-kali ditolak jabatan perdana menteri meskipun berada dalam jarak yang sangat dekat selama bertahun-tahun: dia adalah wakil perdana menteri pada 1990-an dan perdana menteri resmi pada 2018.

Di sela-sela itu, dia menghabiskan hampir satu dekade di penjara karena sodomi dan korupsi dalam apa yang dia katakan sebagai tuduhan bermotivasi politik yang bertujuan untuk mengakhiri karirnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: