Cara Mencari Solusi untuk Karyawan yang Terlilit Utang, Dear HRD Mohon Bersabar Ya!
Kebiasaan hidup menjadi faktor yang menentukan kesehatan finansial seseorang. Apakah bisa mengelola dengan baik atau malah sampai terlilit utang?
Lead QM Trainer, Ligwina Hananto melihat bahwa biasanya seseorang terlilit utang karena lifestyle (gaya hidup) atau karena pengeluaran rutin. Jika penyebab utang itu karena gaya hidup yang berlebihan, maka akan mudah dipangkas karena menurunkan lifestyle tidak akan membuat kelaparan. Lain cerita jika sudah karena pengeluaran rutin.
Ligwina kemudian menjabarkan bahwa ada 3 kebiasaan karyawan yang rentan terlilit utang dan HRD harus pahami hal ini, yaitu:
1. Lifestyle terlalu besar
Ligwina sering mendapati karyawan yang baru bekerja lalu memiliki teman satu geng yang memiliki lifestyle tinggi, kemudian memaksakan diri untuk mengikuti. Sayangnya, tidak semua kondisi keuangan seseorang itu sama, jadi jika tidak ikut teman pun sebenarnya tidak apa-apa, lho!
Baca Juga: Cara Merdeka Finansial dengan Bebas Utang, Segera Lakukan Hal Ini!
Oleh karena itu, Ligwina menuturkan bahwa lifestyle seperti ini bisa dipangkas sehingga harus diberdayakan 'black period' keadaan di mana periode tanpa lifestyle untuk mengatur utang dan keuangan.
2. Pengeluaran rutin banyak
Kemudian, Ligwina menuturkan bahwa kebiasaan yang kedua ini justru sangat berbahaya. Ia sering menemukan orang dengan tagihan kartu kredit yang membengkak sehingga kondisi keuangannya sangat minus.
Ini lebih sulit untuk diperbaiki karena biasanya 'lebih besar pasak daripada tiang' alias lebih banyak pengeluaran daripada pendapatan, seperti memiliki anak, menanggung perekonomian keluarga, dan lain sebagainya. Sehingga solusinya pun harus menambah pekerjaan atau menjual aset yang masih dimiliki.
3. Financial disaster
Financial disaster ini adalah keadaan di mana seseorang mengalami musibah besar yang mengharuskan ia mengeluarkan uang yang juga lebih besar. Contohnya seseorang yang membayar tagihan rumah sakit yang besar untuk pengobatan sehingga harus melunasi utang bertahun-tahun lamanya.
Ligwina mengatakan bahwa keadaan ini bisa dicegah jika sedari awal memiliki dana darurat dan proteksi seperti asuransi. Paling tidak, ada sebagian pengobatan yang bisa ditanggung asuransi.
Jadi, jika memang ada karyawan yang terlilit utang, harus dicari tahu terlebih dahulu akar masalahnya apa agar lebih mudah ditemukan solusinya. Karena, diberikan pinjaman pun bisa jadi bukan solusi utama mereka. Karena pada dasarnya, solusi utang tidak bisa instan, harus diedukasi dan harus memiliki financial intelligence yang baik.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: