Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Peluang Emas di Tengah Aktifnya Generasi Z di Internet, Perpusnas Tekankan Pentingnya Literasi Digital

Peluang Emas di Tengah Aktifnya Generasi Z di Internet, Perpusnas Tekankan Pentingnya Literasi Digital Kredit Foto: Perpustakaan Nasional

Penulis Toto ST Radik turut mengomentari cakapnya Gen Z menekuni industri kreatif. Banyak di antara mereka yang piawai menjadi content creator, Youtuber, film maker, dan sebagainya. Ia berpendapat generasi alfa sudah tidak gagap teknologi. Namun, ia menyoroti kekurangan infrastruktur yang mendukung bagi mereka.

"Perlu percepatan dan penguatan yang melibatkan semua pihak, seperti pegiat literasi, pegiat budaya untuk pengembangan ekonomi kreatif," tuturnya.

Baca Juga: Perpusnas Serahkan Penghargaan untuk 9 Penulis Terbaik

Masih sedikit daerah yang bisa mewadahi Gen Z berkreatif lewat industrinya. Namun, tidak demikian di Kabupaten Lubuk Linggau, Sumatera Selatan. Dimotori pegiat literasi dan industri kreatif Benny Arnas, Lubuk Linggau kini menjelma menjadi sarang pelaku kreativitas karena nyata didukung oleh pemerintah daerah.

Bahkan, Pemda Lubuk Linggau memproyeksikan kegiatan kreatif tersebut bagian dari agenda setingkat provinsi. "Mereka (Gen Z) mampu beradaptasi dengan berbagai inovasi yang lahir di era Revolusi Industri 4.0. Mereka tidak diperbudak teknologi digital, tapi justru memanfaatkannya dengan baik," imbuh Arnas.

Sama halnya dengan Lubuk Linggau, di Sulawesi Selatan kini mulai melirik potensi Gen Z. Tokoh Literasi Sulsel Bachtiar Adnan Kusuma menyebut, 46,5% anak muda dari total populasi penduduk Sulsel akan menjadi pasar yang menarik.

"Generasi Z bercirikan memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas dan beraktivitas melalui pendekatan digitalisasi. Namun, mereka juga perlu diajak untuk membiasakan berbudaya baca agar tidak mudah terjerat dalam informasi kosong," ujar Adnan Kusuma.

Duta Baca Indonesa (DBI) Gol A Gong tidak ketinggalan mengomentari kaitan Gen Z dengan Literasi Digital. Mereka acap dikenal sebagai generasi ambisius, egosentris, terburu-buru. Padahal, mereka hanya perlu saluran untuk mewadahi kreativitasnya.

"Maka, kunci utama ada di perpustakaan dan pengelola perpustakaan untuk meng-upgrade dirinya agar bisa berkolaborasi dengan para kreator," pungkas Gol A Gong.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: