Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Erick Thohir Kena Getahnya Saat Relawan Jokowi Kumpul-Kumpul di GBK

Erick Thohir Kena Getahnya Saat Relawan Jokowi Kumpul-Kumpul di GBK Kredit Foto: Antara/ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/nym.

"Kehebatan Jokowi dalam menggelar acara G20 justru dikerdilkan dengan cara tidak elegan. Sepertinya elite relawan tersebut mau mengambil segalanya, jika tidak dipenuhi keinginannya, mereka mengancam akan membubarkan diri," kata Hasto, dalam keterangan tertulis, kemarin. 

Menurut Hasto, dari pada kumpul tak jelas, lebih baik relawan itu mendukung pemerintah. Misalnya, dengan membantu korban gempa Cianjur.

"Itu menjadi pelajaran politik yang sangat penting, terlebih di dalam cara mobilisasi tersebut, sampai dilakukan cara-cara menjanjikan sesuatu yang tidak sehat,” ujar Hasto.

Politisi asal Yogyakarta itu pun mengimbau kepada ring satu  Jokowi agar tidak bersikap asal bapak senang (ABS) dan benar-benar berjuang keras agar kepemimpinan Jokowi berjalan baik.

"Prestasi Pak Jokowi itu untuk bangsa Indonesia dan dunia, bukan untuk kelompok kecil yang terus melakukan manuver kekuasaan,” sindirnya.

Lalu, Hasto mengomentari pernyataan Jokowi soal pemimpin yang berambut putih. Kata dia, apa yang disampaikan Jokowi soal itu hanya gimmick politik. "Pemimpin itu tidak ditentukan oleh warna rambut, sebab warna rambut sama belum tentu hati dan pikiran sama," ujarnya.

Menurut Hasto, pemimpin yang baik itu lahir dari didikan partai, memahami persoalan rakyat dan memperjuangkannya lewat kebijakan. Malah, menurut Hasto, pemimpin yang besar lewat kaderisasi partai akan memiliki kepekaan untuk menjawab panggilan sejarah, serta membuat sejarah bagi masa depan.

Menurut dia, pemimpin yang demikian dipersiapkan secara sistemik dengan kesadaran ideologi Pancasila yang kuat dan mendarah daging. "Di dalam pemimpin seperti itu memiliki energi perjuangan yang tidak pernah padam bagi dedikasi untuk kemajuan bangsa dan negara," kata Hasto.

Soal pernyataan Jokowi jangan memilih pemimpin yang suka duduk di ruangan ber-AC, Hasto tak mau mendebat. Dia bilang tentu saja, pemimpin yang hanya duduk di ruang berpendingin ruangan dipastikan tak akan memikirkan rakyatnya. 

"Sebab dipastikan pemimpin tersebut akan mudah masuk angin sehingga kerjanya bukan mengurus rakyat. Namun, lebih sibuk mencari obat tolak angin," kata Hasto, setengah bercanda.

Bukan hanya Hasto, politisi PDIP Deddy Yevri Sitorus juga melemparkan kritik tajam pada gerakan relawan Jokowi. Anggota Komisi VI DPR itu menilai, para relawan ini  harusnya membantu Jokowi menangani masalah yang dihadapi masyarakat. Bukan menggelar acara berbiaya tinggi. Menurutnya, Jokowi sengaja dijebak untuk datang di acara itu.

"Kalau mengaku relawan sejati, harusnya turun ke bawah membantu rakyat, termasuk menangani dampak bencana gempa Cianjur," kata Deddy, lewat siaran pers, kemarin.

Menurut dia, masih banyak warga Cianjur yang membutuhkan bantuan usai terdampak gempa. Tak sedikit yang mengungsi bahkan masih ada yang belum ditemukan. "Masa para elite relawan haus kekuasaan itu lebih asyik bicara Pemilu hingga lupa tanggung jawab sejati sebagai relawan," ujar Deddy.

Dia juga menyoroti penggunaan Stadion Gelora Bung Karno untuk acara relawan. Pasalnya, ada larangan dari Menteri Pemuda dan Olahraga agar tidak memakai stadion sebelum Piala Dunia U-20 tahun 2023 rampung dihelat. Namun kini, relawan menggunakan stadion.

"Malah menabrak aturan menggunakan Stadion Utama GBK yang seharusnya terlarang sebagaimana disampaikan oleh Menpora," ujar Deddy.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: