Muka Berkerut dan Rambutnya Putih, Hasan Nasbi: Bagaimana dengan Puan? Tidak Berkerut, Yang Putih Mukanya
Pendiri Cyrus Network Hasan Nasbi mengaku heran dengan sikap Presiden Jokowi yang kerap melemparkan pernyataan abu-abu terkait kriteria capres 2024.
Ia menilai beberapa kali Jokowi menyebut capres tertentu dan sayangnya selalu memberikan gambaran yang multi tafsir untuk diartikan.
Terakhir, saat para relawan Jokowi yang berkumpul di acara Nusantara Bersatu di Stadion GBK di akhir pekan lalu. Presiden Jokowi menyatakan pilihlah pemimpin yang serius memikirkan rakyat yang mempunyai ciri wajahnya ada kerutan dan rambutnya putih semua.
"Kita ini seperti dipaksa untuk menjadi ahli tafsir semua. Tapi kalau tafsiran kita salah itu kita di-bully. Ketika Jokowi bilang dalam acara HUT Golkar, dia bilang Airlangga adalah salah satu pilot yang berpengalaman. Dalam acara Perindo bilang sepertinya setelah ini gilirannya Pak Prabowo," kata Hasan Nasbi.
"Tapi kemarin di acara Nusantara Bersatu ada yang ditafsirkan dan jadi agak-agak konyol perdebatannya. Misalnya orang yang mikirin rakyat itu ada kerutan di wajahnya dan rambutnya putih.
Dari pernyataan Jokowi yang multitafsir itu, justru para relawan Jokowi lah yang paling galak jika ada yang bilang kriteria pemimpin yang punya kerutan dan berambut putih semua itu belum tentu Ganjar.
"Lucunya ketika multi tafsir, kita juga diomelin dan dianggap dangkal, dianggap oleh para relawan relawan ini sendiri pokoknya buat mereka tafsirannya untuk pidato Pak Jokowi itu harus Ganjar. Jadi kalau tafsirannya bukan Ganjar maka kita salah. Ini kan lucu," tambahnya.
"Padahal Pak Jokowi memberikan statement yang normatif bahwa ada kerutan di mukanya atau ada rambutnya menjadi putih gitu. Jadi, gimana dengan orang-orang di sekitar Pak Jokowi yang enggak ada kerutan di mukanya dan tidak ada putih-putih di rambutnya.
"Apakah mereka tidak mikirin rakyat? Bagaimana dengan Nadiem Makarim yang mukanya mulus, rambutnya enggak ada putihnya. Bagaimana dengan Erick Thohir yang mukanya kencang, kinclong dan rambutnya tidak putih. Atau bagaimana Puan Maharani yang putih mukanya. Bahkan bagaimana dengan Ibu Mega yang masih kelihatan cantik? Nggak ada kerutan dan rambutnya masih hitam, apakah tidak mikirin rakyat?
Hasan Nasbi menilai berangkat dari statement multitafsir itu lah maka publik disajikan dengan diskusi yang rendah sekali. Tidak substantif dan tidak elegan.
"Kita diberikan cuma dikasih kode, tapi buat para relawan kodenya sudah sangat jelas sekali itu harus Ganjar. Jadi saya agak-agak lemes nih kalau perdebatan politik kita di levelnya seperti ini," terangnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: