Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menkop-UKM Sebut 40.473 UMK dengan 763.385 Produk Telah Masuk e-Katalog LKPP

Menkop-UKM Sebut 40.473 UMK dengan 763.385 Produk Telah Masuk e-Katalog LKPP Kredit Foto: Kemenkop-UKM

MenKopUKM juga berharap kemitraan ini tercipta dalam level yang sama, yaitu saling menguntungkan kedua belah pihak. UMKM bisa masuk rantai pasok utama, adanya transfer teknologi, hingga UMKM harus membuat produk sesuai spesifikasi BUMN dan usaha besar. "Termasuk bantuan uji coba membuat prototype oleh K/L dan perguruan tinggi. Lalu, pendampingan sertifikasi dan desain produk," ucap Menteri Teten.

Salah satu bentuk pendampingan pembiayaan UMKM adalah meningkatkan porsi kredit perbankan untuk UMKM menjadi 30 persen yang saat ini masih sebesar 21 persen. Bandingkan dengan Korsel yang sudah menembus 80 persen porsi kredit perbankan untuk UMKM. Begitu juga dengan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang akan dinaikkan tahun depan menjadi Rp450 triliun.

Baca Juga: Kemenkop-UKM: EFF 2022 Sukses Pertemukan 12 Startup dengan 42 Venture Capital Partners

"Usaha besar akan didorong mencari pembiayaannya lewat pasar modal. Ini sebuah kebijakan afirmasi," kata Menkop-UKM.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala LKPP Hendrar Prihadi menekankan urgensi rakor ini adalah perlu penyebarluasan hasil implementasi Inpres 2/2022, terutama berkaitan dengan penggunaan produk dalam negeri dan UMK-Koperasi. "Juga, membangun komitmen bersama dalam penggunaan produk dalam negeri dan UMK-Koperasi," kata Hendrar.

Aasil yang ingin dicapai dari rakor ini adalah mempercepat pembangunan untuk mengangkat ekonomi, melakukan peningkatan penggunaan produk dalam negeri dan UMK dan koperasi, serta menciptakan iklim tata kelola pengadaan barang dan jasa yang kondusif dan konstruktif.

Dalam Inpres 2/2022 disebutkan bahwa target APBN/APBD paling sedikit sebesar Rp400 triliun belanja produk dalam negeri dan KUMKM. Target Rp400 triliun tersebut akan mampu menambah pertumbuhan ekonomi Indonesia sekitar 1,7 hingga 2 persen. Per 14 November 2022, realisasinya mencapai Rp320,5 triliun. "Jadi, masih ada waktu untuk kita hisa selesaikan di 2022 ini," ucap Hendrar.

Strategi Besar

Sementara itu, dalam sambutan pembukaan secara daring, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan bahwa saat ini bangsa ini menghadapi situasi ekonomi dunia yang sedang tidak baik-baik saja. "Untuk itu, kita harus memiliki strategi besar dengan kekuatan yang kita miliki untuk semakin kuat dan mandiri," kata Presiden.

Salah satu strateginya adalah meningkatkan penggunaan dan belanja produk-produk dalam negeri. Alasannya, membeli produk-produk dalam negeri dapat membuka lapangan kerja dan menghidupkan banyak industri kecil.

"Laporan yang saya terima dari LKPP, capaian penggunaan produk dalam negeri sudah mencapai angka Rp547 triliun atau 44,9 persen. Ini sebuah capaian yang baik yang menunjukkan belanja produk dalam negeri sudah semakin meningkat, lebih dari 40 persen yang kita targetkan," kata Presiden.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: