Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dibongkar Pejabat Tinggi, Lebih dari 400 Pekerja Migran jadi Tumbal Piala Dunia Qatar

Dibongkar Pejabat Tinggi, Lebih dari 400 Pekerja Migran jadi Tumbal Piala Dunia Qatar Kredit Foto: Reuters/John Sibley

Pernyataan Thawadi itu memicu kecaman baru dari kelompok-kelompok aktivis HAM. “Selama satu dekade terakhir, ribuan pekerja pulang ke rumah dalam peti, tanpa diberikan penjelasan kepada orang-orang tercinta mereka,” sebut Steve Cockburn dari Amnesty International, dilansir AFP.

“Panas ekstrem dan kondisi kerja yang melelahkan di Qatar kemungkinan berkontribusi pada ratusan kematian. Tapi tidak dilakukan penyelidikan penuh, sehingga skala sebenarnya atas kematian itu, tidak akan pernah diketahui,” imbuhnya.

Baca Juga: Kritik Keras Hujam Qatar, Al Qaeda: Kami Serukan Saudara Muslim Jangan Ikuti Piala Dunia

Komite penyelenggara menyebut, jawaban Thawadi itu merujuk pada statistik nasional selama periode 2014-2020 untuk semua kematian terkait pekerjaan di Qatar yang mencakup semua sektor dan kewarganegaraan. Data tersebut, tepatnya ada 414 pekerja yang tewas selama periode delapan tahun.

Pekerja migran mencapai lebih dari 2,5 juta orang, dari total 2,9 juta jiwa populasi Qatar. Kondisi tenaga kerja di negara itu menuai kritikan keras --terutama pada proyek-proyek konstruksi besar yang mengubah negara Teluk kecil dalam satu  dekade.

Di bawah tekanan serikat pekerja internasional, Qatar telah melakukan reformasi yang menuai pujian. Sejak 2010, negara tersebut telah mengambil beberapa langkah untuk merombak praktik ketenagakerjaan.

Itu termasuk menghilangkan sistem ketenagakerjaan kafala, yang mengikat pekerja dengan majikan mereka. Majikanlah yang menentukan apakah pekerja dapat meninggalkan pekerjaan mereka atau bahkan negara.

Qatar juga telah mengadopsi upah bulanan minimum 1.000 riyal Qatar atau sekitar Rp 4,3 juta untuk pekerja dan tunjangan makanan dan perumahan yang diperlukan bagi karyawan. Qatar juga telah memperbarui aturan keselamatan pekerjanya untuk mencegah kematian.

 “Satu kematian adalah kematian yang terlalu banyak. Polos dan sederhana,” tambah al-Thawadi dalam wawancara.

Qatar juga membatasi jam kerja di luar ruangan saat cuaca panas ekstrem melanda.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: