Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Waspadai Kombinasi Pola Konsumsi dan Kebiasaan Malas Berolahraga

Waspadai Kombinasi Pola Konsumsi dan Kebiasaan Malas Berolahraga Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kesadaran memiliki gaya hidup sehat relatif masih minim bagi masyarakat Indonesia. Sejumlah penyakit tidak menular (PTM) yang dahulu identik dengan usia tua kini juga mulai menjangkiti usia muda di Indonesia yang dapat mengganggu bonus demografi Indonesia menuju generasi emas pada 2045.

Rendahnya kesadaran masyarakat untuk menerapkan pola hidup yang sehat tecermin dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018. Beberapa indikasi menunjukkan bahwa 95,5% masyarakat Indonesia kurang mengonsumsi sayur dan buah, hingga 33,5% masyarakat kurang melakukan aktivitas fisik atau berolahraga. 

Baca Juga: Gairahkan Olahraga Indonesia, Mansion Sports Akuisisi Box Sports Center

Hal ini diperparah dengan pola konsumsi masyarakat yang tidak sehat atau dilakukan secara berlebihan. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat 28,7% masyarakat Indonesia mengonsumsi gula, garam, dan lemak melebihi batas yang dianjurkan.

Imbasnya, PTM kini jamak menyerang masyarakat dan tercatat meningkat cukup signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Berikut sejumlah PTM yang paling banyak diderita masyarakat Indonesia: 

1. Hipertensi 

Hipertensi atau yang akrab disebut silent killer pada usia di atas 18 tahun menurut data Kemenkes meningkat dari 25,8% pada 2013 menjadi 34,1% di tahun 2018. Ditaksir penderita hipertensi di Indonesia mencapai lebih dari 63 juta jiwa, atau sekitar 23% dari jumlah penduduk Indonesia. 

Faktor risiko hipertensi utamanya disebabkan oleh faktor-faktor yang tidak dapat dimodifikasi seperti genetik riwayat keluarga, di mana orang yang memiliki orang tua penderita hipertensi memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan sebaliknya. 

Kemudian juga usia, dan jenis kelamin, di mana lelaki memiliki risiko yang lebih tinggi sebanyak 2,3 kali. Sementara perempuan yang telah memasuki fase menopause atau berusia lebih dari 65 tahun juga lebih riskan terkena hipertensi. 

Baca Juga: Dukung Pengembangan Diri Anak Muda, Relawan Puan Adakan Lomba Voli dan Beri Bantuan Peralatan Olahraga di Kendal

2. Diabetes Melitus

Berbeda dengan hipertensi, risiko diabetes utamanya disebabkan faktor gaya hidup yang tidak sehat, terlebih akibat konsumsi kadar gula yang berlebihan. Menurut data Riskesdas, pada tahun 2018 Prevalensi diabetes melitus tercatat meningkat menjadi 8,5% dari 6,5% pada 2013 yang dihitung berdasarkan pemeriksaan darah usia 15 tahun ke atas. 

Kemenkes mencatatkan bahwa lebih dari 5,5% masyarakat Indonesia mengonsumsi gula lebih dari 50 gram per hari. Ini yang membuat Indonesia menjadi negara pengonsumsi gula terbesar ketiga di ASEAN. Sementara konsumsi gula terbesar disumbang produk-produk seperti susu dan teh kemasan, kental manis, dan jus buah serbuk.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: