Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga Komoditas Naik dan Melemahnya Rupiah Gerus Keuntungan Emiten Daur Ulang Plastik Ini

Harga Komoditas Naik dan Melemahnya Rupiah Gerus Keuntungan Emiten Daur Ulang Plastik Ini Kredit Foto: PT Inocycle Technology Group Tbk (INOV)
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Inocycle Technology Group Tbk (INOV), emiten yang bergerak di bidang daur ulang sampah botol plastik (PET) menjadi Recycled Polyester Staple Fiber (RePSF), berhasil membukukan penjualan sebesar Rp533,99 miliar pada kuartal III 2022, tumbuh 15% dari Rp464,64 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. 

Pertumbuhan penjualan tersebut sesuai dengan proyeksi Perseroan bahwa penjualan dapat tumbuh 15% tahun ini. INOV melihat bahwa pasar daur ulang plastik akan terus tumbuh seiring dengan peningkatan permintaan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya penggunaan produk daur ulang. 

Pertumbuhan pendapatan didorong oleh kenaikan volume penjualan RePSF, dimana produk RePSF masih menjadi growth catalyst di periode sembilan pertama tahun 2022 dengan membukukan penjualan sebesar Rp378,13 miliar dan meningkat sebesar 18% YoY.

Baca Juga: Optimis Sektor Otomotif Masih Menggeliat, Dharma Polimetal Targetkan Penjualan Naik 20%  

Di samping itu, produk Non- woven juga membukukan pertumbuhan dobel digit sebesar 11% YoY hingga akhir September 2022. Produk RePSF dan Non-woven memiliki fungsi yang serbaguna, menjadi core material untuk berbagai sektor industri. 

Namun, terkait situasi makroekonomi global yang tidak menentu, terutama terkait volatilitas kurs dan kenaikan harga komoditas, biaya-biaya yang harus ditanggung perseroan meningkat lebih tinggi daripada peningkatan penjualan. Beban pokok penjualan meningkat sebesar 17%, sedangkan beban usaha naik sebesar 21%. 

“Penjualan INOV sejauh ini berjalan sesuai dengan ekpektasi kami, bisa tumbuh 15%. Artinya, manajemen memiliki perhitungan yang tepat akan potensi pertumbuhan pasar. Namun, pecahnya perang Rusia-Ukraina yang di luar kendali kita telah membuat harga barang-barang komoditas terutama energi naik tinggi, serta nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berfluktuasi tajam sehingga menggerus pendapatan Perseroan cukup dalam,” kata Direktur INOV, Victor Choi, dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (5/12/2022). 

Baca Juga: Geber Ekspansi, Penjualan YELO Tembus Rp1 Triliun

Akibatnya, pada periode ini Perseroan mencatatkan rugi tahun berjalan sebear Rp8,79 miliar, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang meraih laba tahun berjalan Rp25,69 miliar.

Tahun ini, Perseroan telah mengalokasikan belanja modal atau CAPEX sebesar 6 juta dollar AS (USD) yang bersumber dari dari pinjaman dan dana internal perusahaan. Belanja modal tersebut dialokasikan untuk membangun pabrik recycling center dan washing facilities di kota-kota kecil dan menengah di Indonesia.

Pabrik RePSF yang ada di Medan diperkirakan bisa berproduksi secara komersiil di Kuartal I-2023, dengan kontribusi penambahan kapasitas produksi sebesar 23% terhadap total kapasitas produksi yang sekarang yaitu 40.000 ton per tahun.

"INOV berkomitmen untuk terus memproduksi produk recycled yang bukan saja lebih ramah lingkungan, tetapi juga memiliki kualitas yang menyamai produk virgin plastic. Dengan  standar kualitas yang tinggi tersebut, produk-produk INOV menjadi core material bagi berbagai industri manufaktur," tutupnya. 

Baca Juga: Kader Gerindra Gantikan AWK Sebagai Anggota DPD RI, De Gadjah: Efektif Kawal Kebijakan dan Pembangunan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: