Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Elon Musk Klaim Pengiklan Besar Kembali ke Twitter, Padahal Mah...

Elon Musk Klaim Pengiklan Besar Kembali ke Twitter, Padahal Mah... Kredit Foto: Reuters/Mike Blake
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemilik baru TwitterElon Musk akhirnya membanggakan bahwa pengiklan terbesar di platform tersebut telah kembali. Apple telah melanjutkan iklan secara penuh dengan perusahaan tersebut. Untuk diketahuhi, Apple adalah pengiklan terbesar Twitter.

Pengumuman tersebut mengikuti tweet singkat Musk pada Jumat malam yang berterima kasih kepada pengiklan karena telah kembali. Selain Apple, Amazon melanjutkan iklan di situs media sosial dan berencana menghabiskan USD100 juta (Rp1,5 triliun) per tahun.

Mengutip Fortune di Jakarta, Selasa (6/12/22) namun, Amazon tidak pernah berhenti beriklan di Twitter. Jadi, Elon Musk berterima kasih dengan siapa?

Baca Juga: Mark Zuckerberg Hingga Bos Netflix Puji Kepemimpinan Elon Musk di Twitter: Saya Heran Orang-Orang Begitu Rewel

Pasalnya, tidak ada perusahaan yang secara terbuka mendiskusikan rencana periklanannya dengan Twitter. Interpublic Group (IPG), salah satu perusahaan periklanan terbesar di dunia merekomendasikan kliennya untuk menghentikan sementara iklan di Twitter bulan lalu karena masalah moderasi.

Klien perusahaan termasuk Walmart, American Express, Coca-Cola, Fitbit, GoPro, Johnson & Johnson, Levi Strauss & Co, Mattel dan Spotify. Perusahaan mengelola sekitar USD40 miliar (Rp624 triliun) dalam kampanye pemasaran di seluruh dunia.

Keengganan pengiklan telah menjadi salah satu kekhawatiran terbesar Musk sejak dia mengambil alih perusahaan. Pada bulan November, dia mengoceh tentang kelompok aktivis yang menekan perusahaan tentang kebijakan moderasi Twitter dan metode pemotongan biaya yang ekstrem.

“Twitter mengalami penurunan pendapatan yang besar, karena kelompok aktivis menekan pengiklan, meskipun tidak ada yang berubah dengan moderasi konten dan kami melakukan semua yang kami bisa untuk menenangkan para aktivis,” tulisnya. “Sangat kacau! Mereka mencoba untuk menghancurkan kebebasan berbicara di Amerika.”

Klaim anti-kebebasan berbicara menjadi pilihan bagi Musk ketika dia merasa pendapatan iklan terancam. Masalah pengiklan Twitter datang pada saat yang genting. Periode liburan, serta Piala Dunia adalah periode pengeluaran iklan puncak. Dan Twitter kehilangan banyak kesempatan besar itu.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: