Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dibeber Jerman, Begini Cara Ukraina Jika Ingin Menyerang ke Jantung Rusia

Dibeber Jerman, Begini Cara Ukraina Jika Ingin Menyerang ke Jantung Rusia Kredit Foto: Reuters/Angkatan Bersenjata Ukraina/Iryna Rybakova
Warta Ekonomi, Berlin -

Sementara Amerika Serikat menjauhkan diri dari serangan pesawat tak berawak Ukraina di dua pangkalan udara ratusan kilometer di dalam Rusia, juru bicara pemerintah Jerman mengatakan pada Rabu (7/12/2022) bahwa Kiev tidak harus membatasi upaya perangnya ke wilayah Ukraina.

"Ukraina memiliki hak untuk membela diri berdasarkan Pasal 51 Piagam PBB," kata Steffen Hebestreit kepada wartawan, ketika diminta untuk mengomentari laporan ledakan di lapangan terbang Rusia.

Baca Juga: Ditanya Mobilisasi Lanjutan, Jawaban Putin Mungkin Bikin Ukraina Tarik Napas

"Ukraina tidak berkewajiban membatasi upaya pertahanan di wilayahnya sendiri," ujarnya, seperti dilansir RT.

Dua pangkalan pembom strategis di wilayah Ryazan dan Saratov diserang oleh drone pada Senin (5/12/2022) pagi, menurut Kementerian Pertahanan Rusia.

Tiga anggota dinas tewas dan beberapa lainnya luka-luka, sementara dua pesawat mengalami kerusakan ringan.

Serangan itu tidak mengganggu serangan yang direncanakan terhadap logistik militer Ukraina di kemudian hari.

Serangan itu terjadi pada hari yang sama dengan pengungkapan bahwa AS telah memodifikasi peluncur roket HIMARS sehingga Ukraina tidak dapat menggunakannya untuk rudal jarak jauh, diduga karena Gedung Putih ingin menghindari eskalasi dengan Kremlin.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan kepada wartawan pada hari Selasa bahwa Washington "tidak mendorong atau memungkinkan Ukraina untuk menyerang di dalam Rusia," tetapi sebaliknya memberi mereka "peralatan yang mereka butuhkan untuk mempertahankan diri."

Moskow telah berulang kali memperingatkan AS dan NATO bahwa memberikan senjata berat ke Ukraina berisiko melintasi "garis merah" Rusia, dan melibatkan mereka dalam konflik secara langsung. Washington dan sekutunya bersikeras bahwa mereka bukan pihak dalam permusuhan, tetapi terus mempersenjatai Kiev.

Kanselir Jerman Olaf Scholz telah berjanji untuk berinvestasi lebih banyak ke militernya, sehingga Berlin dapat menjadi "penjamin keamanan Eropa yang diharapkan oleh sekutu kita, pembangun jembatan di dalam Uni Eropa."

Namun, media Jerman telah mencatat bahwa dibutuhkan waktu hingga 2026 untuk mencapai tujuan mandat NATO untuk membelanjakan 2% dari PDB untuk angkatan bersenjata.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: