Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ada 6 Pendatang Baru di Daftar Orang Terkaya Indonesia, Setengahnya dari Sektor Batu Bara!

Ada 6 Pendatang Baru di Daftar Orang Terkaya Indonesia, Setengahnya dari Sektor Batu Bara! Kredit Foto: Unsplash/Dominik Vanyi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Majalah Forbes baru saja mengeluarkan daftar terbaru 50 Orang Terkaya di Indonesia tahun 2022. Pada posisi puncak masih dipegang oleh Hartono Bersaudara sang pemilik Djarum Group dengan kekayaan bersih mencapai USD47,7 miliar (Rp745 triliun).

Adapun pemenang terbesar didapatkan oleh Low Tuck Kwong, pemilik Bayan Resources yang kekayaannya melonjak lima kali lipat menjadi USD12,1 miliar (Rp189 triliun) berkat memuncaknya harga batu bara di tengah krisis energi global.

Selain itu, ada enam orang pendatang baru dalam daftar, tiga di antaranya berasal dari industri batu bara. Siapa saja mereka? Ini ulasannya, sebagaimana dikutip dari Forbes di Jakarta, Kamis (8/12/22)!

Baca Juga: Perdana dalam Sejarah, Pemilik Alfamart Masuk 10 Besar Orang Terkaya di Indonesia, Segini Kekayaannya!

1. Dewi Kam (Posisi ke-21)

Dewi Kam memiliki 10% saham di perusahaan tambang batu bara Bayan Resources. Saham Bayan Resources naik tiga kali lipat pada 2022 di tengah krisis energi global. Dewi Kam juga memiliki kepentingan dalam pembangunan dan pengoperasian pembangkit listrik. Forbes mencatat ia memiliki harta kekayaan USD2 miliar (Rp31,2 triliun).

2. Eddy Sugianto (Posisi ke-32)

Eddy Sugianto adalah pendiri grup pertambangan batubara Mandiri dan presiden komisaris Prima Andalan Mandiri. Eddy menjadikan perusahaan itu publik pada tahun 2021 dan berhasil mengumpulkan USD32 juta.

Prima Andalan Mandiri memproduksi 7,5 juta ton batubara pada tahun 2021 dan dipasarkan dengan merek Mandiri Coal. Forbes memperkirakan harta kekayaannya mencapai USD1,27 miliar (Rp19,8 triliun).

3. Ghan Djoe Hiang (Posisi ke-41)

Ghan Djoe Hiang adalah istri mendiang taipan Indonesia Athanasius Tossin Suharya, pendiri grup Baramulti yang bergerak di bidang pertambangan dan perdagangan batubara. Suharya meninggal pada tahun 2020 di usia 77 tahun.

Suharya memulai grup pada tahun 1971 dengan mendirikan PT Ensicon Indonesia, kontraktor umum, dan melakukan diversifikasi ke perdagangan batubara pada tahun 1988. Baramulti Group saat ini memiliki 11 konsesi batubara di Kalimantan dan Sumatera, Indonesia. Ghan Gjoe Hiang diproyeksi Forbes memiliki harta mencapai USD1,07 miliar (Rp16,7 triliun).

4. Bambang Sutantio (Posisi ke-24)

Bambang Sutantio adalah pendiri Cimory Group yang memproduksi dan distributor produk susu dan makanan olahan di Jakarta. Sutantio pertama kali mendirikan pengolah daging Macroprima Panganutama pada tahun 1993. Dia memulai bisnis susu pada tahun 2004 untuk mendukung peternak sapi perah di Jawa Timur.

Sutantio mengumumkan perusahaan susu unggulan Cisarua Mountain pada Desember 2021, mengumpulkan lebih dari USD200 juta (Rp3,1 triliun). Perusahaan memiliki penjualan USD273 juta (Rp4,2 triliun) pada tahun 2021, naik 120% dari tahun sebelumnya. Forbes memperkirakan kekayaannya mencapai USD1,85 miliar (Rp28,9 triliun).

5. Manoj Punjabi (Posisi ke-43)

Manoj Punjabi bersama istrinya Shania dan orang tuanya Dhamoo dan Sunita mendirikan MD Media, pelopor perusahaan studio film yang terdaftar di Indonesia MD Pictures. Pada tahun 2018, perusahaan go public melalui IPO senilai USD19 juta.

Raksasa teknologi dan hiburan China Tencent membeli 14,6% saham pada Oktober 2021 sehingga Forbes menilai kekayaan Punjabi sebesar USD1,05 miliar (Rp16,4 triliun). Istrinya, Shania menjabat sebagai presiden komisaris MD Pictures.

6. Haryanto Tjiptodihardjo (Posisi ke-45)

Haryanto Tjiptodiharjo menjalankan Impack Pratama Industri yang didirikan pada tahun 1981 oleh ayahnya Handojo. Berkantor pusat di Jakarta, perusahaan memproduksi bahan konstruksi berbasis polimer seperti atap, lantai, dan pipa.

Perusahaan juga mengoperasikan lokasi manufaktur di Australia, Malaysia, Selandia Baru dan Vietnam. Haryanto bergabung dengan perusahaan pada tahun 1986 setelah lulus dengan gelar MBA dari Universitas Woodbury di AS. Forbes memperkirakan kekayaannya mencapai USD1,02 miliar (Rp15,9 triliun).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: