Lagi-lagi Ukraina Minta Howitzer, Tank Anti-pesawat, hingga Amunisi dari Jerman
Utusan Ukraina untuk Jerman telah mendesak negara itu untuk mempercepat pengiriman senjatanya ke Kiev.
Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Die Welt pada Minggu (11/12/2022), duta besar yang baru diangkat, Aleksey Makeev, mengatakan dia ingin Berlin berbuat lebih banyak untuk membantu di tengah konflik dengan Rusia.
Baca Juga: Anak-anak Jadi Korban Tembakan Roket Ukraina di Donetsk
“Saya tidak ingin memberikan tekanan diplomatik pada pemerintah federal, saya ingin Jerman memberikan apa yang dimilikinya lebih cepat. Karena kita tidak punya waktu lagi untuk menunggu senjata,” kata Makeev.
Meskipun Die Welt menyebut dia sebagai orang yang "lebih diplomatis" dan "kooperatif" daripada pendahulunya yang dilanda skandal, Andrey Melnik, utusan baru itu mengatakan dia berencana untuk menangani masalah pengiriman senjata secara langsung.
Melnik dikenal karena berulang kali mengecam Berlin karena dianggap enggan mengirim lebih banyak senjata ke Kiev, serta menghina pejabat Jerman, termasuk Kanselir Olaf Scholz.
“Saya menangani berbagai hal secara langsung dan saya ingin kami lebih banyak dibantu,” kata Makeev.
"Daftar senjata yang diinginkan Kiev dari Berlin termasuk lebih banyak sistem anti-pesawat, howitzer self-propelled, Gepard [tank anti-pesawat], dan amunisi,” katanya.
Kedua belah pihak masih dalam pembicaraan mengenai pengiriman kendaraan tempur infanteri Marder dan tank Leopard, tambah duta besar.
Utusan itu juga mengkritik keputusan Berlin untuk tidak mengirim sistem pertahanan udara Patriot buatan AS ke Ukraina dan malah mengirimnya ke Polandia.
“Senjata dibutuhkan di sana, bukan di Polandia atau Jerman,” kata Makeev, sambil mengungkapkan harapan bahwa perbatasan Ukraina akan segera terlihat sebagai “sisi timur NATO.”
Pada hari Sabtu, Tobias Lindner, sekretaris parlemen negara untuk Kementerian Luar Negeri Jerman, mengatakan bahwa Patriot adalah bagian dari sistem pertahanan kolektif NATO, dan Berlin tidak dapat begitu saja menyerahkannya kepada pihak ketiga di luar blok militer, seperti Ukraina. .
Rusia telah berulang kali memperingatkan Barat agar tidak memompa senjata ke negara itu, dengan alasan bahwa ini hanya akan memperpanjang konflik dan "membawa lebih banyak penderitaan" ke Ukraina.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto