Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Respons Kemenkeu ke Bupati Meranti Tunjukkan Minimnya Empati Pemerintah ke Rakyat

Respons Kemenkeu ke Bupati Meranti Tunjukkan Minimnya Empati Pemerintah ke Rakyat Kredit Foto: Instagram/Yustinus Prastowo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ekonom Narasi Institute Achmad Nur Hidayat menilai respons Kementerian Keuangan (Kemenkeu) terhadap kritik Bupati Kepulauan Meranti Muhammad Adil menunjukkan minimnya empati pemerintah pusat kepada rakyat.

Setelah mendengar pernyataan Adil yang menyebut Kemenkeu diisi oleh setan dan iblis lantaran ketidakadilan pembagian dana bagi hasil (DBH) minyak ke wilayahnya, Kemenkeu, melalui Staf Khusus Kemenkeu Yustinus Prastowo, menjabarkan dana yang disalurkan Kemenkeu ke Meranti. Detailnya, Kemenkeu mengklaim telah mentransfer dana desa Rp872 miliar atau 75% APBD Meranti atau empat kali lipat PAD Meranti sebesar Rp222 miliar pada 2022.

Selain itu, Prastowo juga menuntut Bupati Meranti untuk mengklarifikasi dan meminta maaf secara terbuka agar tidak terjadi penyesatan publik secara lebih luas.

Baca Juga: Tentang Kritik Bupati Meranti ke Kemenkeu: Bukti Adanya Kesenjangan pada Hubungan Pusat dan Daerah

Melihat respons Stafsus Kemenkeu, Achmad berpendapat kementerian bendahara negara itu terkesan lari dan masalah lantaran tidak berupaya menyelesaikan akar masalah.

"Sebagai penyelenggara negara harus mencari jalan keluar untuk menjawab keresahan dari Bupati Meranti ini, karena pernyataan yang disampaikan oleh Bupati Meranti mewakili keresahan rakyat di daerahnya," kritik Achmad dalam keterangan tertulisnya, Senin (12/12/2022).

Terlebih, lanjut Achmad, Adil menyatakan DBH yang diterima hanya Rp115 miliar. Angka tersebut naik hanya sekitar Rp700 juta.

"Tentunya sangat wajar jika Bupati Meranti geram. Dan justru ini patut diapresiasi sebagai bentuk perjuangan Bupati Meranti untuk mensejahterakan rakyatnya," imbuh Achmad.

Dia merekomendasikan agar Kemenkeu tak terpancing dan harus menanggapi dengan empati dan kepala dingin ketika berurusan dengan persoalan yang diangkat oleh Bupati Meranti. 

"Harus ada percakapan lebih jauh terkait solusi atas persoalan tersebut sehingga Meranti bisa berkembang lebih baik dan layak sebagai daerah penghasil minyak," tutup Achmad.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: