"Momentumnya mungkin sudah lewat, namun banyak kesempatan yang bisa kita ciptakan untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia dan itu tidak boleh dilewatkan begitu saja," ujarnya.
Mantan Presiden Inter Milan itu menyebut penting bagi Indonesia menciptakan ekosistem ekonomi sendiri yang berdaulat dan berdaya. Dia tak ingin Indonesia sekadar menjadi pengikut dari ekosistem ekonomi bangsa lain.
Sebagai negara demokrasi terbesar di Asia Tenggara, dan juga sebagai kekuatan ekonomi yang sedang bangkit di Asia, Indonesia harus mampu mengoptimalkan peluang dan potensi demi mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.
Usai acara penganugerahan itu, Erick menyampaikan, kebesaran Indonesia sebagai bangsa bukan hanya terletak pada potensi sumber daya alam, tetapi yang lebih penting lagi adalah sumber daya manusia. Hal ini merupakan aset paling berharga yang tidak akan pernah habis jika mampu membentuk kultur, mempertajam penguasaan ilmu, dan pengetahuan, serta skill yang dibutuhkan di Abad 21 ini.
"Dengan demikian sumber daya yang melimpah ini akan mampu kita olah dan kita bisa menjadi tuan di negeri sendiri," ungkap Erick.
Erick menjadikan momentum G20 sebagai faktor pendorong agar Indonesia bisa terus membina sumber daya manusia untuk mendukung pertumbuhan SDM dan knowledge based economy. Dia tidak ingin kesempatan Indonesia memimpin Presidensi G20 berhenti sebagai bentuk seremonial belaka.
Ke depannya, dia katakan, melalui jaringan yang terbentuk pada momentum G20, BUMN akan terus mendorong program yang dapat berdampak pada kualitas kesejahteraan rakyat Indonesia. Selain mewujudkan visi tersebut, tidak kalah penting bagi Indonesia untuk terus peka dalam membaca iklim sosial politik dan ekonomi di tanah air.
"Penting bagi para pemimpin bangsa untuk mengedepankan empati dalam membaca kebutuhan masyarakat. Apalagi sebentar lagi kita akan memasuki tahun politik yang rentan terhadap perubahan iklim sosial dan ekonomi masyarakat," sambung Erick.
Erick mengatakan media seperti CNBC merupakan jendela bagi dirinya di pemerintahan dalam membaca kebutuhan rakyat. Bagi Erick, jendela yang kacanya bersih dan jernih tentu dapat berperan dalam membentuk solidaritas demi mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang sesuai dengan kebutuhan rakyat.
"Jika rasa solidaritas tersebut telah terbentuk, Insya Allah apapun tantangannya dapat kita hadapi dan kita atasi. Sekali lagi terima kasih atas penghargaan ini semoga menjadi pemicu semangat bekerja lebih keras dan lebih baik lagi, untuk Indonesia," kata Erick.
Baca Juga: Wah Erick Thohir Jadi Menteri Terbaik, Ini Alasannya
CNBC Indonesia menilai kemampuan manajerial Erick dalam mengelola BUMN. Erick dicatat mampu merealisasikan holding BUMN yang sudah lama diwacanakan. Di bawah arahannya, kini kinerja BUMN semakin solid dengan pengklasteran usaha, di antaranya holding BUMN pariwisata, holding BUMN ultra mikro, holding BUMN perhotelan, holding BUMN pangan, holding BUMN farmasi, holding BUMN pertambangan, hingga holding industri baterai listrik.
Berkat langkah-langkah strategis tersebut, kinerja BUMN mampu tumbuh dengan sangat baik, dan bahkan mampu melewati badai pandemi Covid-19. Sementara itu, secara internal, kepemimpinan Erick mampu menorehkan pencapaian luar biasa pada kinerja BUMN, kendati dalam satu tahun pertama kepemimpinannya dihadapkan pada kelesuan ekonomi akibat Pandemi Covid-19.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: