Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Potensi Sawit sebagai The Richest Source of Natural Carotenoid

Potensi Sawit sebagai The Richest Source of Natural Carotenoid Petani mengumpulkan buah sawit hasil panen di perkebunan Mesuji Raya, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, Senin (9/5/2022).Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) berharap larangan ekspor minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) dan produk-produk turunannya tidak berlangsung lama, karena akan mempengaruhi keseluruhan ekosistem industri sawit nasional. | Kredit Foto: Antara/Budi Candra Setya
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kebutuhan vitamin A dan pro-vitamin A di Indonesia cukup besar dan diperkirakan terus mengalami peningkatan seiring dengan kebutuhan farmasi dan pangan. Dalam laporan PASPI dicatat, untuk memenuhi besarnya kebutuhan vitamin A, Indonesia mengimpor produk tersebut dari dua perusahaan internasional yakni BASF (Jerman) dan Roche (Perancis).

Dalam sumber yang sama disebutkan, volume produk vitamin A dan turunannya (HS 29362100) yang diimpor Indonesia sebesar 227 ton tahun 2001 dan mengalami peningkatan hampir dua kali lipat menjadi 603 ton tahun 2018.

Baca Juga: Konsumsi Minyak Nabati Besar, Pasar Minyak Sawit di Pakistan Terbuka Lebar

"Besarnya devisa yang dikeluarkan untuk mengimpor vitamin A berpotensi menambah beban defisit neraca perdagangan RI seiring dengan semakin besarnya kebutuhan vitamin A dalam negeri," catat laporan PASPI. 

Untuk meminimalisasi kondisi tersebut, Indonesia perlu memproduksi vitamin A atau pro-vitamin A dalam negeri dengan memanfaatkan sumberdaya lokal. Dalam laporan PASPI disebutkan, salah satu sumberdaya lokal yang memiliki potensi kandungan vitamin A atau pro-vitamin A yang besar dengan ketersediaan yang melimpah ialah minyak sawit. 

Dalam beberapa hasil riset yang dirangkum laporan PASPI, minyak sawit merupakan richest source of natural carotenoid dengan kandungan betakaroten yang besar. Bahkan secara ekuivalen kandungan vitamin A-nya lebih besar dibandingkan sumber lain seperti jeruk, pisang, tomat, dan wortel. Minyak sawit juga memiliki banyak betakaroten, suatu antioksidan dan prekusor vitamin A alami. 

Dicatatkan laporan PASPI, pada dasarnya minyak goreng sawit (MGS) yang terbuat dari pengolahan minyak sawit memiliki kandungan betakaroten yang tinggi, namun dikarenakan untuk memproduksi MGS atau RBD Olein melalui proses pengolahan dan pemurnian (deodorized) menyebabkan kandungan betakaroten tersebut hilang. Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia melalui SNI 7709:2019 mewajibkan industri MGS untuk melakukan fortifikasi vitamin A dan atau pro-vitamin A dalam MGS sebagai upaya untuk meningkatkan kandungan gizi.

Baca Juga: Tren Ekspor Turun, GAPKI Catat Kenaikan Konsumsi Minyak Sawit dalam Negeri pada Dua Tahun Terakhir

Banyak penelitian yang merekomendasikan sumber fortifikan yang kaya betakaroten sawit yakni produk Virgin Red Palm Oil (VRPO) atau minyak sawit merah. Menindaklanjuti rekomendasi tersebut, saat ini, Pemerintah Indonesia melalui Kemenkop UKM RI tengah melaksanakan penelitian terkait produksi minyak makan merah (M3) dan ditargetkan akan mulai diproduksi massal oleh korporasi petani sawit pada Januari 2023 mendatang.

Selain kaya akan kandungan nilai gizinya, produksi M3 yang dilakukan oleh korporasi petani sawit ini juga bertujuan untuk menyerap tandan buah segar (TBS) petani sawit sehingga harga jual yang diterima petani relatif stabil. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Ayu Almas

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: