Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sinergikan Sains dan 'Ilmu Titen', Ganjar Buat Jateng makin Tangguh Bencana

Sinergikan Sains dan 'Ilmu Titen', Ganjar Buat Jateng makin Tangguh Bencana Kredit Foto: Twitter/Ganjar Pranowo

Empat Faktor

Mantan Kalakhar BPBD Jateng Sarwa Pramana mengatakan, ada empat faktor yang menjadi kunci keberhasilan Jateng sebagai provinsi yang tangguh bencana. Pertama adalah komitmen kuat seorang pemimpin, selanjutnya paham mengenai Incident Command System (ICS).

Menurutnya, jika terjadi bencana tanpa dibentuk ICS akan terjadi tumpang tindih, dan saling lempar tanggung jawab. Dan menurutnya Pemprov menguasai ICS sehingga mampu berkoordinasi antarlini secara sigap merespons darurat bencana.

Kunci ketiga adalah real time kehadiran pemerintah. Dia melihat, Ganjar Pranowo selalu hadir dalam setiap bencana yang terjadi di Jateng. Bahkan mantan legislator DPR RI turun di area bencana di luar Jateng.

Pembangunan hunian sementara (huntara) Kampung Jateng oleh Pemprov tahun 2018 di Petobo Baru, Palu Selatan, Kota Palu mendapat apresiasi sejumlah pihak.

Saat itu, Pemprov Jateng membangun 100 huntara dilengkapi dengan fasilitas umum (air bersih, MCK, sanitasi) untuk korban bencana gempa dan tsunami di Palu.

"Yang keempat, kemampuan mengambil diskresi saat kondisi darurat. Kalau mengandalkan mekanisme birokrasi akan lambat, dan masyarakat yang jadi korban bencana bisa saja tak tertolong. Pak Ganjar berani mengambil diskresi, yang penting tidak korupsi," kata Ketua PMI Jateng itu.

Sejumlah terobosan telah dilakukan Ganjar dalam penanganan kebencanaan. Selain pendekatan teknologi EWS yang melibatkan Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Geologi, UGM dan BMKG, diakui Sarwa, Ganjar mengajarkan tentang ilmu titen.

Selain itu, Ganjar mengalokasikan bantuan bagi korban bencana dan memperbaiki fasilitas yang rusak, memperbanyak Desa Tangguh Bencana (Destana), Sistem Penguatan Kebencanaan AntarKaresidenan/Bakorwil, Unit Pelayanan Inklusif Disabilitas, dan Sekolah Aman Bencana sebagai bagaian program Gubernur Mengajar.

Menurut Sarwa, ilmu titen yang berdasarkan kearifan lokal misalnya jika erupsi Gunung Slamet naik ke level dua, maka Pancuran Tujuh di objek wisata Baturraden suhunya naik menjadi 47 derajat celcius. Selain itu, turunnya kera-kera, bambu yang pecah dan suara mirip gamelan ketika Merapi erupsi.

"Penanganan bencana itu pentahelix, melibatkan semua pihak, baik itu pemerintah, perguruan tinggi, dunia usaha, masyarakat. Keberadaan Destana kami kira efektif ikut membantu dalam penanggulangan bencana," tandas Sarwa.

Kepala BPBD Jateng Bergas Catursasi  juga mengakui, banyak best practice yang dilakukan Gubernur Ganjar Pranowo hingga menginspirasi banyak orang. Salah satunya bagaimana koordinasi demikian cepat saat terjadi bencana dan penggalangan dana kebencanaan mendapatkan support dari berbagai pihak.

Sementara itu, Sekretaris Utama BNPB Lilik Kurniawan menilai, Ganjar merupakan gubernur terbaik dalam konteks penanganan bencana. Menurutnya, proses bisnis kebencanaan yang bisa dilakukan seorang birokrat sesungguhnya ada dua, yaitu saat tidak ada bencana, dan saat terjadi bencana.

‘’Saat tidak ada bencana, selalu mengingatkan ‘’Awas lho, ati-ati lho, siap-siap lho,’’. Jika terjadi bencana selalu memberikan motivasi,’’ Ayo semangat, masih ada hari esok,’’. Dan proses bisnis itu sudah dilakukan oleh Pak Ganjar,’’ kata Lilik.

Dijelaskan dia, Indeks Risiko Bencana Jateng selalu turun tiap tahun. Bahkan, dalam Desember 2021, angkanya sudah 125,73. Itu artinya, tak bisa dipungkiri bahwa kinerja provinsi termasuk kabupaten/kota berjuang sekuat tenaga dalam menanggulangi bencana.

‘’Pak Gubernur Jateng sudah sangat baik dalam membuat kebijakan dan kelembagaan, pengkajian risiko, sistem informasi, kesiapsiagaan dan pemulihan bencana,’’ tandasnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: