Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Stabilkan Harga Telur, Pemerintah Siapkan Subsidi Ongkos Kirim

Stabilkan Harga Telur, Pemerintah Siapkan Subsidi Ongkos Kirim Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menjelang Natal dan Tahun Baru, harga sejumlah komoditas pangan terpantau naik di pasaran. Contohnya harga telur ayam sekarang sudah menembus Rp30.000-an per kilogram (kg)

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengungkapkan pemerintah akan memberikan  untuk membantu biaya distribusi telur yang dikirim dari Pulau Jawa untuk menekan kenaikan harga komoditas tersebut.

Berdasarkan data dari Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan (SP2KP), harga rata-rata nasional untuk telur ayam ras tercatat mencapai Rp31.500 per kilogram, naik dari harga normal yang berkisar Rp27 ribu sampai Rp29 ribu.

"Kami dengan Mendagri dan lain-lain rapat dengan Pemda kalau (harga) sudah lebih dari 5 persen maka dibantu biaya transportasi agar harganya tidak lebih dari Rp31 ribu sampai Rp32 ribu," kata Zulkifli di Jakarta, kemarin.

Ia menjelaskan harga telur ayam menjadi salah satu komoditas yang diwaspadai pada akhir tahun ini karena permintaannya yang meningkat. Karena itu, pemerintah berkomitmen untuk menanggung ongkos transportasi pengiriman telur dari Pulau Jawa. 

"Ngambil dari Jawa untuk Kalimantan ongkos transportasinya ditanggung," Ucap Zulkifli. Selain telur, sambungnya komoditas pangan yang mengalami lonjakan harga adalah beras. Namun, Zulkifli memastikan dalam beberapa hari ke depan harga sudah kembali turun.

Baca Juga: Lewat Beras Impor, Bulog Menjamin Stabilitas Harga

Pasalnya beras impor dari Vietnam sudah masuk ke tanah air dan akan disebar melalui program operasi pasar. Sebelumnya Perum Bulog  optimis kedatangan beras impor mampu menjaga stabilitas harga komoditas tersebut di pasaran.

Sebanyak 10 ribu ton beras dari Vietnam telah masuk ke Indonesia pada Jumat (16/12), guna menambah stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang dikuasai Bulog.

Jumlah itu adalah bagian dari 200 ribu ton beras impor yang dijadwalkan tiba di tanah air paling lambat Sabtu (24/12). Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso memastikan stabilitas harga beras di pasaran dapat dijaga dengan bertambahnya stok CBP yang dikuasai oleh Bulog melalui masuknya beras impor.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: