Kredit Foto: Unsplash/Rawpixel
Menurutnya, posisi strategi situ diperlukan karena Telkom sebagai perusahaan pelat merah, sejak dulu hingga sekarang tak sekedar dibebani menjadi mesin pencetak dividen bagi negara. Tapi simultan juga menjadi motor pembangunan perubah keadaan di masyarakat.
Situasi dan kondisi mutakhir memang membuka ruang yang luas produk digital termasuk dari PT Telkom. Dengan angka penetrasi internet Asia Tenggara diperkirakan sudah mencapai 75 persen dari populasi kurang lebih 655 juta jiwa pada 2021 lalu, maka riset Google menyebut 7 dari 10 pengguna baru internet di kawasan ini juga bakal terus bertransaksi melalui internet, apalagi setelah pandemi usai.
Baca Juga: Kementerian ESDM: Program REBED Bisa Jadi Kesempatan untuk Startup Berkarya
Selain itu, sepanjang 2021, ada empat unicorn baru yakni J&T Express, OnlinePajak, Ajaib, dan Xendit. Oleh karena itu, Indonesia tercatat sedikinya memiliki delapan unicorn, ditambah Tokopedia, Bukalapak, Traveloka, dan OVO. Unicorn merupakan sebutan bagi startup dengan valuasi di atas US$1 miliar.
Adapun, Dosen Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB, Dimitri Mahayana, mengatakan sekalipun peluang produk digital sangat luas, namun PT Telkom tetap harus fokus memberikan layanan dasarnya yakni telekomunikasi, dengan sebaik-baiknya.
"Saya pribadi cenderung strateginya Telkom adalah makin fokus pada layanan dasar mereka sambil tetap touch in pada produk digital. Jangan tidak fokus layanan inti lalu shifting seluruhnya pada layanan digital karena strategi ini sangat berisiko," katanya kepada wartawan melalui sambungan telepon seluler.
Baca Juga: Bantu Pelaku IKM Terhubung dengan Tech Startup
Dia menambahkan, berdasarkan penelahaan dan pengalaman pribadinya, produk digital yang sukses lahir dari perusahaan privat yang demikian luwes, lincah, dan oportunis menangkap pasarnya. Sementara BUMN sebagai perusahaan negara tidak bisa seadaptif itu.
"Sehingga diperlukan metode yang seimbang di dalamnya. Yakni menjadi perusahaan negara yang taat aturan tapi sekaligus lincah bergerak," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: